Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ira Koesno Ingin Debat Pilpres "Nendang"

Kompas.com - 11/01/2019, 10:34 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Moderator debat perdana Pilpres 2019, Ira Koesno, ingin debat berlangsung 'nendang', meskipun pertanyaan telah diberikan ke kandidat sebelum penyelenggaraan debat.

Menurut dia, menjadi tugasnya dan Imam Priyono sebagai moderator debat, untuk menyampaikan kembali pertanyaan ke paslon dengan bahasa yang mudah dipahami publik.

Hal ini penting, supaya publik mengerti apa yang menjadi pertanyaan dan bagaimana penjelasan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Bagaimana caranya walaupun pertanyaan sudah diberikan, tetapi ini juga mudah dipahami oleh publik dan memang bunyi, tetap nendang gitu," kata Ira saat ditemui di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (10/1/2019).

Baca juga: 5 Fakta tentang Debat Pilpres yang Perlu Diketahui

Ira mengatakan, sebagai pemandu debat, ia dan Imam telah menyiapkan cara untuk melakukan penajaman pertanyaan dengan pemilahan frasa dan diksi yang dinilai tepat.

Sementara itu, Imam menambahkan, pertanyaan debat bisa jadi begitu rumit, kompleks, dan sangat akademik.

Menjadi tugasnya bersama Ira untuk mengartikulasikan pertanyaan itu menjadi 'bahasa publik'.

"Kata dan diksi apa yang memudahkan publik dari segala kalangan juga masuk dalam perdebatannya," ujar Imam.

Baca juga: Panelis Debat Tak Akan Singgung Kasus Terkait Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme

Ira menambahkan, pertanyaan debat sifatnya hanya pemantik. Meskipun pertanyaan telah diberikan ke paslon sebelum debat diselenggarakan, tetapi, itu tak akan mengurangi keseruan.

Sebab, setelah pertanyaan dilontarkan, paslon harus memberikan penjelasan atas jawabannya. Selanjutnya, moderator akan memberi pertanyaan untuk menggali jawaban tersebut.

Selain itu, hanya ada dua segmen debat dengan pertanyaan yang sudah lebih dulu diberikan ke paslon. Dua segmen lainnya, paslon diperbolehkan bertanya satu sama lain.

"Sebenarnya kalau orang mengatakan bisa hafalan, hafalan adalah jawaban pertama. Jawaban-jawaban berikutnya sama sekali sangat tergantung karena sudah saling menanggapi," tandas Ira.

Baca juga: Bawaslu Awasi Penggunaan Isu SARA dalam Debat

Dalam debat, juga akan diterapkan dua metode lontaran pertanyaan. Dua model itu, adalah model pertanyaan terbuka dan tertutup.

Model terbuka artinya, kisi-kisi pertanyaan sudah lebih dulu diserahkan ke peserta sebelum penyelenggaraan debat.

Model ini memberi kesempatan bagi peserta debat untuk mendalami pertanyaan dan menyiapkan jawaban.

Selain model terbuka, ada juga pola pertanyaan tertutup. Pada model ini, masing-masing pasangan calon mengajukan pertanyaan ke paslon lainnya.

Debat perdana Pilpres 2019 akan digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kamis, 17 Januari 2019. Tema yang diangkat adalah hukum, HAM, terorisme dan korupsi.

Debat perdana ini akan disiarkan oleh empat lembaga penyiaran, yaitu TVRI, RRI, KOMPAS TV, dan RTV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com