JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin meminta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menertibkan anggotanya, Andi Arief. Sebab, Andi yang menjabat Wakil Sekjen Partai Demokrat ini dianggap telah menyebarkan hoaks mengenai keberadaan tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos.
"Kami harapkan Pak SBY mulailah menertibkan prajurit-prajuritnya. Karena nanti citra Pak SBY yang bagus itu bisa turun. Jangan sampai citra SBY turun karena prajuritnya," kata Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga, di Rumah Cemara, Jakarta, Kamis (3/12/2018).
Arya mengatakan, harusnya Andi Arief sebagai pengurus Partai Demokrat sudah mengetahui bahwa saat ini KPU belum mencetak surat suara untuk Pilpres 2019. Sebab, setiap perwakilan pengurus parpol saat ini masih membahas desain surat suara bersama KPU.
Oleh karena itu, ia menilai aneh jika Andi Arief justru mempertanyakan kebenaran isu adanya tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos dalam akun Twitter-nya.
Baca juga: Andi Arief: Seharusnya Berterima Kasih kepada Saya
"Demokrat harusnya tahu surat suara apakah sudah ada atau belum," kata Arya.
Arya menilai, jika Andi Arief tak ditertibkan, hal itu bisa berdampak bagi citra SBY dan Partai Demokrat.
"Nanti yang rusak nama Pak SBY, nanti yang rusak nama Demokrat, nanti bisa menurunkan elektabilitas Demokrat. Kasihan partai yang bagus, pemimpin yang baik, jangan dirusak oleh prajurit yang seperti itu," kata dia.
Informasi mengenai adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilu beredar mulai Rabu (2/1/2019) sore. Salah satunya diunggah Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief, melalui akun Twitter pribadinya, @AndiArief_.
Baca juga: KPU Laporkan Penyebar Hoaks Surat Suara ke Bareskrim Siang Ini
"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," demikian twit Andi.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kicauan Andi tersebut diunggah pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019). Namun, twit ini sudah tidak ditemukan.
Pada Rabu tengah malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) langsung mengecek informasi itu bersama Bawaslu dan Bea dan Cukai di Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Setelah dicek, KPU menyatakan kabar tersebut bohong. KPU sudah melaporkan tersebarnya informasi hoaks ini ke polisi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.