Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Kalla Pastikan Pemerintah Siap Tangani Bencana Tsunami di Banten

Kompas.com - 23/12/2018, 15:46 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pemerintah siap menangani dampak bencana tsunami di Banten.

Hal itu disampaikan Kalla dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (23/12/2018).

Ia mengatakan, seluruh kementerian dan lembaga terkait siap untuk mengatasi dampak bencana tsunami Banten.

Baca juga: BNPB: Hingga Pukul 13.00 WIB, 168 Orang Meninggal Dunia akibat Tsunami di 3 Wilayah

"Insya Allah kalau dari sisi peralatan, PU (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) sudah siap memperbaiki kalau ada jalan rusak, jembatan rusak. Dari Kemensos (Kementerian Sosial) kalau makanan, dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) pasti sudah di sana," kata Kalla.

Kalla mengatakan, berdasarkam pantauan Panglima TNI sebelumnya, kondisi jalan di sekitaran lokasi yang terdampak tsunami di Banten masih bisa dilalui kendaraan.

Oleh karena itu, proses evakuasi korban dan pengiriman bantuan masih memungkinkan melalui jalur darat.

"Jalan darat semuanya baik karena ini tidak ada gempanya. Jangan dikira kerusakan jalan infrastruktur itu akibat gempa. Hanya ada longsor. Kemungkinan longsor dari Gunung Krakatau itu kemudian airnya melimpah. Pembersihan kotoran akan dilaksanakan oleh PU," ujar Kalla.

Baca juga: Data Pukul 14.00 WIB, 23 Peserta Gathering PLN Korban Tewas Tsunami Banten

Pada Sabtu malam, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gelombang yang menerjang sejumlah wilayah di kawasan sekitar Selat Sunda itu merupakan tsunami.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono memaparkan ada dua peristiwa yang memicu gelombang tsunami di sekitar Selat Sunda.

Kedua peristiwa itu adalah, aktivitas erupsi anak gunung Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda. 

Berdasarkan data BNPB per Minggu (23/12/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat 168 orang meninggal dunia, 745 mengalami luka-luka, dan 30 orang belum ditemukan.

Sementara itu, sebanyak 558 unit rumah rusak, 9 hotel rusak berat. Demikian pula 60 warung, serta 350 kapal dan perahu mengalami kerusakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com