JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Haryo Satmiko mengatakan, pihak Boeing sudah bergabung untuk melaksanakan joint investigation atau investigasi bersama kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.
Menurut Haryo, sebagai produsen pesawat 737 Max 8 yang digunakan Lion Air, Boeing berkewajiban untuk menginvestigasi kecelakaan tersebut.
"Kami tadi sudah berbagi program masing-masing dan ada beberapa kelompok kerja yang sudah kami buat," kata Haryo saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Tim KNKT dan Boeing juga sudah terjun ke lokasi yang diduga titik jatuhnya pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang ini.
"Ke lapangan untuk melihat serpihan (pesawat)," tutur Haryo.
Joint Investigation ini diharapkan bisa mempercepat dan mengoptimalkan penyelidikan penyebab jatuhnya Lion Air yang registrasi PK-LQP.
Sebelumnya, Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, 16 ahli dari Amerika Serikat memberikan asistensi kepada tim KNKT dalam mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
"Jadi pabrikan pesawat otoriti dari negara sama KNKT-nya Amerika mereka wajib membantu investigasi. Jadi mereka dalam hal ini membantu untuk KNKT melakukan investigasi," ujar Soerjanto di JITC 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.
Ia mengatakan, tim dari Amerika ini terdiri dari pihak Boeing dan The National Transportation Safety Committee (NTSC)
Baca juga: Satu Bulan Lagi, KNKT Umumkan Temuan Sementara Penyebab Jatuhnya Lion Air
Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).
Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten. Sedianya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.
Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.