JAKARTA, KOMPAS.com — Guru honorer yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, kecewa karena gagal bertemu Presiden Joko Widodo.
Padahal, para guru honorer yang datang dari sejumlah daerah itu rela bermalam di depan Istana demi menunggu kepastian nasib mereka dari Kepala Negara.
Ketua Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih mengatakan, aksi unjuk rasa itu sudah dilakukan sejak Selasa (30/10/2018).
Ia mengklaim guru honorer yang ikut aksi mencapai 70.000 orang dari 34 provinsi.
Namun, karena tak ada tanggapan Jokowi atau pihak Istana, akhirnya massa pun bermalam di jalanan sekitar Istana.
"Kami rela tidur di depan Istana, bayar sewa bus jadi lebih mahal hanya karena ingin mendapat jawaban dari Jokowi," kata Titi kepada Kompas.com, Kamis (1/11/2018).
Baca juga: Prihatin Nasib Guru Honorer, Pria Asal Indramayu Ini Jalan Kaki ke Istana
Setelah bermalam di sebrang Istana, pada Rabu (31/10/2018) pagi, aksi kembali dilanjutkan.
Akhirnya, perwakilan massa diterima perwakilan Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) pada Rabu sore.
Namun, menurut Titi, pihak KSP tak menjanjikan apa pun terkait nasib para guru honorer.
Permintaan agar para guru honorer bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi atau menteri terkait juga ditolak oleh KSP.
"Kami menolak untuk melanjutkan mediasi dengan mereka karena percuma, tidak ada solusi. Mereka pun tidak tahu bagaimana mempertemukan kami dengan Presiden," kata Titi.
Baca juga: Ratusan Guru Honorer di Depok Akan Mogok Mengajar hingga 31 Oktober
Pada Rabu sore, para guru honorer terpaksa membubarkan aksi tanpa membawa hasil.
"Kami langsung ambil sikap untuk pulang karena kami tidak tega dengan teman-teman," kata dia.
Titi mengatakan, pada dasarnya para guru honorer hanya menagih janji yang pernah disampaikan Jokowi.
Ia menceritakan, pada Juli lalu pernah bertemu Jokowi dalam acara Asosiasi Pemerintah Daerah.