Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Beri Bantuan Jaminan Hidup untuk Pengungsi di Sulteng

Kompas.com - 25/10/2018, 19:51 WIB
Yoga Sukmana,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan memindahkan para pengungsi korban bencana di Sulawesi Tengah ke hunian sementara (huntara) pasca masa tanggap darurat berakhir. Relokasi ini dilakukan secara bertahap.

Selain huntara, pemerintah juga akan memberikan bantuan berupa jaminan hidup untuk para korban terdampak bencana gempa bumi dan tsunami tersebut. 

"Menteri Sosial sedang menghitung kembali tentang bagaimana jaminan hidup atau Jadup istilahnya, akan diberikan," ujarya di Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Mantan Panglima ABRI itu mengatakan, bantuan jaminan hidup itu akan diberikan setelah para pengungsi pindah ke hunian sementara yang dibangun oleh pemerintah.

Namun Wiranto belum mau menjelaskan lebih lanjut soal bantuan jaminan hidup ini. apakah berupa modal usaha atau dana bantuan untuk membangun rumah seperti untuk korban gempa Lombok.

"Ini perlu dihitung berapa kepala keluarga (yang menjadi korban), ini semua akan kita selesaikan besok," kata dia.

Rencananya, pemerintah menghentikan masa tanggap darurat bencana di Sulawesi Tengah pada Jumat (26/10/2018).

Untuk memuluskan masa transisi dari tangap darurat ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah akan menggelar rapat koordinasi dengan pemerintahan daerah di Sulawesi Tengah dalam waktu dekat.

Baca juga: Bangun Hunian Sementara di Sulteng, Pemerintah Terbuka untuk Bantuan Internasional

Sebelumnya, menurut Wiranto, sejumlah perusahaan badan usaha milik negara sudah membangun huntara untuk korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulteng. Huntara juga sedang dibangun oleh Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) .

Menteri PUPR kata Wiranto, sudah berjanji akan menyelesaikan 1.200 barak Huntara pada pertengahan Desember 2018.

Selain Huntara, pemerintah juga akan membagikan tenda untuk pengungsi yang nantinya tidak kebagian menempati Huntara. Mantan Panglima ABRI ini memastikan, kualitas tenda setara dengan Huntara.

Kompas TV Bantuan yang datang kemudian dikumpulkan ke gedung olahraga Palu, sebelum nantinya dibagikan kepada para pengungsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com