Pada masa kependudukan Jepang, Syahrir melakukan gerakan bawah tanah untuk mempersiapkan kemerdekaan tanpa bekerja sama dengan Jepang.
Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita tersebut dari siaran radio luar negeri yang pada waktu itu dilarang.
Akhirnya, Syahrir menghubungi Chairil Anwar dan segera meneruskan berita tersebut kepada para pemuda yang pro kemerdekaan.
Menindaklanjuti berita tersebut, para pejuang yang didominasi golongan muda segera mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945.
Namun, Soekarno dan Hatta menolak rencana tersebut dan tetap bersikukuh pada 24 September 1945 yang ditetapkan oleh PPKI yang dibentuk oleh Jepang.
Kelompok pemuda kecewa, karena momentum kekalahan Jepang seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia.
Kemudian, para pemuda ini melakukan penculikan terhadap Soekarno-Hatta yang kemudian membawa keduanya ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945.
Rencana ini dijalankan untuk mendesak keduanya agar segera bertindak dan menjauhkan dari pengaruh Jepang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.