JAKARTA, KOMPAS.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei terkait isu terorisme dan harapan publik.
Hasilnya, 82 persen responden menyatakan semakin khawatir dengan aksi terorisme.
"Ini angka yang sangat besar," ujar Peneliti LSI Danny JA, Ardian Sopa saat memaparkan hasil survei di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Sementara itu, sebanyak 9,3 persen responden menyatakan biasa saja, 0,3 persen menyatakan semakin tidak khawatir, dan 8, 4 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Baca juga: Kapolri: 242 Orang Terduga Teroris Ditangkap, 21 Tewas
Menurut Adrian, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kekhawatiran publik dengan aksi terorisme sangat tinggi. Publik menilai aksi terorisme semakin tidak bisa diduga.
Pertama dari segi tempat. Sebelumnya publik menilai aksi terorisme terjadi di tempat-tempat keramaian. Kini, publik menilai hal itu bisa terjadi di tempat ibadah, terutama gereja.
Kedua, ucap dia, publik menilai pola aksi terorisme sudah berevolusi. Bila sebelumnya hanya melibatkan orang per orang, kini aksi tersebut bahkan melibatkan satu keluarga, bahkan anak-anak seperti yang terjadi di Surabaya.
Baca juga: Kapolri: Negara Perlu Aktif Perangi Cuci Uang dan Pendanaan Terorisme
Meskipun tingkat kekhawatiran publik besar dengan aksi terorisme, namun kepercayaan kepada Kepolisian dinilai masih tinggi.
Survei LSI Danny JA mengungkapkan, 87,persen responden menyatakan percaya dengan lembaga Kepolisian.
Sisanya, 7,8 persen menyatakan tidak percaya, adapun 4,4 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
"Masyarakat masih percaya dengan kinerja kepolisian karena salama ini polisi relatif sigap, ya. Ketika muncul langsung melakukan penanganan," kata Adrian.
"Kalau berhadapan pasti polisi bisa menyelesaikanaya, tetapi saat itu menjadi opini publik, ini yang memang harus ada kekuatan masyarakat berperan," sambung dia.
Pengumpulan data survei dilakukan pada 28 Juni - 5 Juli 2018. Matode sampling menggunakan multistage random samping dengan jumlah 1.200 responden di seluruh wilayah di Indonesia.
Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner. Adapun margin of error survei tersebut, yakni plus minus 2,9 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.