Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW: Penerapan Ganjil Genap Jelang Asian Games Efektif Kurangi Macet

Kompas.com - 19/07/2018, 14:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, penerapan genap ganjil bagi kendaraan di Jakarta menjelang Asian Games adalah blessing ini disguise alias berkah di tengah masalah.

Selama uji coba, tingkat kemacetan lalu lintas Jakarta berkurang hingga 50 persen.

Pantauan IPW, sejak dimulainya uji coba ganjil genap, arus lalu lintas kota Jakarta relatif lancar. Simpul-simpul kepadatan dan kemacetan berkurang drastis.

"Masyarakat merasa nyaman saat berkendaraan di jalanan," kata Neta dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/7/2018).

Baca juga: Ganjil-Genap Kian Meluas, Cerdiklah Atur Perjalanan

Aparatur Polisi Lalu Lintas, imbuh Neta, semakin mudah mengendalikan dan merekayasa lalu lintas Jakarta. Menurut dia, penerapan ganjil genap adalah salah satu solusi dalam mengatasi kemacetan Jakarta.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane usai acara diskusi di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2016)KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane usai acara diskusi di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2016)

"Untuk itu Polda Metro Jaya dan Pemprov Jakarta perlu mencermati dan mengevaluasi secara menyeluruh tahapan penerapan ganjil genap yakni mulai dari Tahap Uji Coba tanggal 2-31 Juli 2018," sebut Neta.

Dalam proses itu banyak hal yang patut dicermati Polda Metro Jaya, misalnya pemasangan rambu rambu yang belum ada di pintu masuk Jakarta, baik dari arah Bekasi, Bogor, Depok maupun Tangerang yang memberitahukan bahwa Jakarta sudah memberlakukan sistem ganjil genap.

Baca juga: Cara Menghindari Rute Ganjil-Genap dengan Google Maps dan Waze

Selain itu, jajaran Polantas harus berani tegas, konsisten dan tidak diskriminatif dalam menindak pelanggar ganjil genap.

"Terutama terhadap aparatur TNI-Polri pengguna nomor kendaraan khusus yang melanggar genap ganjil dan mobil mobil mewah sipil yang menggunakan nopol dinas TNI-Polri," ungkap Neta.

Jajaran Polantas pun jangan mentolerir kendaraan yang melanggar aturan ganjil genap. Menurut Neta, masyarakat harus menghormati sistem ganjil genap dan jangan egois mau menang sendiri, dengan berbagai alasan menerobos sistem.

Baca juga: Rute-rute Alternatif untuk Hindari Ganjil Genap di Ruas DI Panjaitan

Kendaraan yang bebas melintas genap-ganjil hanya plat nomor merah, mobil dinas TNI-Polri, ambulans, dan pemadam kebakaran.

"Sikap tegas Polisi Lalu Lintas ini menjadi kunci suksesnya penerapan ganjil genap di Ibukota," tutur Neta.

Kompas TV Bingung cari rute alternatif dari perluasan ganjil genap di Jakarta?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com