Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris yang Ditangkap Pasca Bom Surabaya akan Ditahan Terpisah

Kompas.com - 06/06/2018, 17:53 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca kerusuhan di Mako Brimob dan bom Surabaya, Polri sudah meringkus 96 terduga teroris dari berbagi daerah di Indonesia. Namun, 14 diantaranya tewas tertembak karena melakukan perlawanan.

Dengan begitu ada 82 terduga teroris yang ditangkap. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, ke-82 terduga teroris itu tidak akan ditahan di satu tempat yang sama.

"Akan dititipkan dibeberapa tempat," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Baca juga: Elegi Anak-anak di Ledakan Bom Surabaya

Namun, saat ditanya di mana saja tempat penahanan itu dilakukan, Setyo tidak mau menyebut nama lapas yang dimaksud.

Ia menuturkan, lapas untuk menampung terduga teroris masih rahasia. Hanya saja, ia memastikan bahwa bahwa para tahanan itu akan diperlakukan khusus.

Seperti diketahui, pasca kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Mei 2018, sebanyak 145 napi terorisme dipindahkan ke 2 lapas high risk di Nusakambangan, Jawa Tengah, yaitu Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih.

Baca juga: Jaksa Tak Mau Tanggapi Pandangan Aman Abdurrahman soal Bom Surabaya

Sistem pengawasan di lapas high risk super ketat. Seluruh gerak-gerik dipantau setiap hari oleh kamera pengawas atau CCTV. Satu sel juga hanya diisi oleh satu narapidana.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menjelaskan, jaringan teroris masih ada di beberapa wilayah di Indonesia. Karena itu, Polri dan TNI melakukan pendeteksian dan menekan jaringan-jaringan tersebut.

"Kita semua sedang bekerja keras, Polri maupun bersama teman-teman jajaran TNI untuk deteksi, kemudian menekan jaringan-jaringan ini, terutama jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)," ujarnya dalam rapat koordinasi lintas sektor di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Baca juga: Aman Abdurrahman: Orang yang Namakan Bom Surabaya sebagai Jihad Sakit Jiwanya

Tito mengatakan, hampir di semua provinsi terdapat sel kelompok teroris. Menurut dia, ada sel yang aktif dan ada yang tidak begitu aktif.

Tito telah meminta kepada pimpinan Densus 88 untuk membagikan informasi ini kepada kapolda di seluruh Indonesia.

Kompas TV Korban berusia 28 tahun ini meninggal akibat luka bakar serius mencapai 90 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com