KOMPAS.com - Berita apa saja yang mendapat banyak perhatian pembaca Kompas.com hari ini? Berikut tiga berita yang ramai sepanjang Senin, 21 Mei 2018.
Status soal teroris
Status di media sosial kembali menyeret netizen ke ranah hukum. Kali ini seorang petugas keamanan (satpam) berinisial AAD alias Dede (46) menjadi tersangka gara-gara statusnya di Facebook, yang menyebut bahwa isu terorisme hanyalah pengalihan isu.
Warga Jalan Karya Bakti, Kelurahan Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, itu dicokok di rumah kontrakannya pada Jumat (18/5/2018).
Baca juga: Buat Status Teroris Hanya Pengalihan Isu, Satpam Bank Jadi Tersangka
Penetapan AAD sebagai tersangka ini menambah daftar orang yang berhadapan dengan polisi karena pernyataan mereka di media sosial. Sebelumnya, seorang perempuan berinisial FSA diamankan polisi karena menyebut kejadian terorisme di tiga gereja di Surabaya beberapa waktu lalu hanyalah sebuah rekayasa. Akibat masalah itu, FSA terancam kehilangan dari jabatannya sebagai kepala sekolah di Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Baca juga: Sebut Bom Surabaya Rekayasa, PNS Kayong Utara Ditahan
Selain itu, seorang dosen Universitas Sumatera Utara juga menjadi tersangka karena menyebut kasus terorisme di Indonesia akhir-akhirnya ini hanyalah sebuah skenario. Wanita berinisial HDL (46) itu mengaku tidak tahu bahwa status yang disebarkannya adalah hoaks. Ia menyesal telah menyebarkan hal itu.
Baca juga: Jadi Tersangka Setelah Buat Status Bom Surabaya Skenario, Dosen USU Ini Menyesal
Jokowi "Si Anak Kampung"
Presiden Joko Widodo kembali menepis tudingan miring tentang asal-usul dirinya. Jokowi mengatakan, ia bukan keturunan pengikut Partai Komunis Indonesia, bukan pula anak seorang pengusaha Tionghoa dari Singapura.
Jokowi menegaskan bahwa ia adalah anak kampung, ayahnya berasal dari Karanganyar dan ibunya dari Boyolali, Jawa Tengah.
"Saya itu anak kampung," kata Presiden saat meresmikan Kereta Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, Sumatera Barat, Senin (21/5/2018).
Jokowi kembali mengingatkan agar masyarakat Indonesia berhenti membuat hal-hal yang tidak produktif. Ia meminta warga melakukan hal positif dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak benar.
Baca juga: Dituduh Anak Pengusaha Singapura, Jokowi Jawab, Saya Anak Kampung
Soal rencana tarawih di Monas
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta urung menggelar shalat tarawih di kompleks Monumen Nasional pada Sabtu (26/5/2018).
Baca juga: Sandiaga: Banyak Ulama Menginginkan Ada Tarawih di Monas
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, keputusan itu diambil setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berdiskusi dengan para ulama Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia.
Sandiaga menyebutkan, pemilihan lokasi shalat tarawih berjamaah ini sudah masuk ke ranah fikih. Karena itu, Pemprov DKI memutuskan mengikuti saran ulama.
Sebagai gantinya, Pemprov DKI akan menjajaki kegiatan yang sama digelar di Masjid Istiqlal.
Baca juga: Dengarkan Saran Ulama, Pemprov DKI Batal Gelar Tarawih di Monas
______________________________________
"Rame" adalah kata tak baku dari ramai. Rame merupakan topik baru di Kompas.com yang berisi ringkasan isu yang ramai atau menonjol dan mendapat atensi besar dari pembaca sepanjang satu hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.