JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jendral Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menilai refleksi perjuangan reformasi adalah mewujudkan janji kemerdekaan.
Peringatan 20 tahun reformasi, lanjut Eddy, mengingatkan kita bahwa masih banyak yang harus diperbaiki dari ikhtiar melunasi janji kemerdekaan itu.
“Di mana reformasi itu digulirkan sebagai catatan dan koleksi cita-cita Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur perlu diwujudkan,” katanya saat konferensi pers dalam peringatan 20 Tahun Reformasi di Kantor DPP PAN, Jum’at (8/5).
Turut hadir dalam konferensi pers itu Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional.
Baca juga: 20 Tahun Reformasi, Kisah Mahasiswa Kuasai Gedung DPR pada 18 Mei 1998
Meski masih belum mencapai janji kemerdekaan, namun Eddy mengungkapkan sudah banyak keberhasilan dalam 20 tahun berjalannya reformasi.
“Kalau tidak ada reformasi kita tak hidup dalam alam kebebasan politik saat ini, demokrasi luar biasa bahkan dikatakan justru keblablasan. Perlu kita apresiasi gerakan reformasi yang membangkitkan alam demokrasi,” tuturnya.
Tak hanya itu, dampak juga dirasakan di berbagai bidang seperti kebebasan pers, otonomi daerah, dan pilkada langsung.
“Pasca reformasi ini luar biasa bahkan mungkin melampui apa yang dituju para penggagas reformasi itu,” katanya.
Baca juga: 20 Tahun Reformasi, Jusuf Kalla Sebut Ada Tiga Perubahan Pokok
“Sekarang sudah terjadi keblablasan pemberitaan di media terutama medsos di luar rambu-rambu kebenaran,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, mantan politisi PDI-P yang kini bergabung ke PAN, Dedi Miing Gumelar menceritakan perjalanan reformasi di Indonesia didapatkan dengan usaha dan pengorbanan.
“Ketika kita reformasi yang diharapkan saat itu menggulingkan dari rejim otoriter Soeharto,” ucap dia.