Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Sebut Bom Surabaya atas Instruksi ISIS dan Terkait Teror di Paris

Kompas.com - 14/05/2018, 12:28 WIB
Achmad Faizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.comKapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan bahwa aksi teror yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, pada Minggu (13/5/2018) dan Senin (14/5/2018) pagi ini, merupakan perintah dari kelompok teror global Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

"Kami sampaikan juga motifnya, serangan ini karena instruksi ISIS sentral. Mereka terdesak dan memerintahkan sel-sel lain di seluruh dunia untuk bergerak," kata Tito Karnavian di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin.

Tito menjelaskan, serangan di Surabaya dan Sidoarjo ini bahkan terkait dengan serangan ISIS yang terjadi di Paris pada Sabtu (12/5/2018) lalu.

Dalam serangan di Paris, pelaku teror bernama Khamzat Azimov menusuk sejumlah orang. Aksi teror tersebut menyebabkan satu orang tewas dan melukai empat orang lain.

Polisi kemudian menembak Khamzat Azimov, yang menyebabkan pria asal Chechnya itu tewas.

Baca: Teror Pria Bersenjata Pisau di Paris, 1 Tewas Tertikam dan 4 Terluka

Kapolri menjelaskan, pelaku aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah Surabaya. Jaringan ini juga terkait dengan pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid dan JAD, Aman Abdurrahman.

Bahkan, Tito menjelaskan, perlawanan para narapidana teroris di rumah tahanan Markas Komando Korps Brimob Polri beberapa waktu lalu juga terkait teror bom Surabaya dan teror Paris.

Aksi itu juga bagian dari rencana teror yang dilakukan ISIS tingkat global.

"Kerusuhan Mako Brimob tak sekadar makanan yang tidak boleh masuk, tapi dinamika internasional," ucap Tito.

Kompas TV Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan pelaku di tiga tempat itu adalah satu keluarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com