Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Diminta Usut Tuntas Jaringan Pelaku Teror Bom Gereja di Surabaya

Kompas.com - 13/05/2018, 15:38 WIB
Kristian Erdianto,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komnas HAM Choirul Anam meminta Polri mengusut tuntas aksi terorisme di Surabaya, Jawa Timur. Sebelumnya, ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi.

Anam meminta polri membongkar seluruh jaringan pelaku, meningkatkan kewaspadaan dan memaksimalkan kerja-kerja pencegahan.

"(Komnas HAM) meminta kepolisian untuk melakukan pengusutan tuntas aksi teror ini, sampai dengan membongkar seluruh jaringan pelaku, meningkatkan kewaspadaan dan memaksimalkan kerja-kerja pencegahan," ujar Anam, melalui keterangan tertulisnya, Minggu.

Baca juga: Kapolri Juga Tinjau Lokasi Ledakan Bom di GKI Surabaya

Anam mengatakan, penanganan kasus peledakan tersebut harus menjadi tugas utama kepolisian dalam koridor hukum.

"Sehingga ide pelibatan TNI tidak terjadi dan pengusutan, pembongkaran jaringan, dan penindakan, dapat diukur dan menjamin akuntabilitas secara hukum," ucap dia.

Baca juga: PGI dan KWI Harap Pemerintah Serius Cegah Tumbuhnya Ideologi Terorisme

Selain itu, Anam juga mengajak semua lapisan masyarakat untuk membangun budaya toleransi, saling menghormari dan menjauhi siar kebencian.

Dengan begitu, lanjut Anam, tindak kekerasan yang dilakukan oleh siapapun termasuk terorisme dapat dicegah dan dilawan.

Baca juga: Tengah Melintas di Depan Gereja, Ibu Hamil 4 Bulan Jadi Korban Ledakan Bom

"Melawan terorisme adalah kerja yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, terutama dalam melawan intoleransi dan siar kebencian, sebagai salah satu akar terorisme," ucap dia.

Sebelumnya, Ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, yaitu Gereja Maria Tak Tercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.

Informasi dari kepolisian hingga pukul 12.30 WIB, sebanyak 10 orang tewas dalam tiga serangan teroris tersebut. Selain itu, 41 orang mengalami luka dan tengah dirawat di rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com