Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Sniper TNI AD Raih Rekor "One Shoot Two Kills" di Lomba Tembak AASAM 2018

Kompas.com - 11/05/2018, 21:49 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua petembak runduk atau sniper TNI AD meraih rekor 'One Shoot Two Kills' (satu peluru dua sasaran kena tembak) dalam ajang lomba menembak antar-negara Australian Army Skill-At-Arms Meeting (AASAM) 2018 di Australia pada tanggal 27-10 Mei 2018 lalu.

Kedua prajurit tersebut adalah Serka Yuda Irawan dan Serka Novian Budiyanto. Keduanya berasal dari satuan Kopassus.

Selain itu, tujuh dari 10 petembak terbaik dalam ajang lomba ditempati petembak TNI AD, yakni Lettu Inf Poltak Siahaan, Letda Inf Herlansyah, Serka Sugeng Widodo, Sertu Misran, Sertu Woly Hamsan, Sertu Eko dan Pratu Ismail.

Sementara, pada materi Champion perorangan AASAM terjadi all Indonesian final antara Letda Inf Herlansyah melawan Serka Sugeng Widodo yang kemudian dimenangkan oleh Letda Inf Herlansyah.

Baca juga: TNI AD Juara Umum Lomba Tembak AASAM ke-11 Kalinya

Dalam lomba tersebut, TNI AD kembali menjadi juara umum menyisihkan 17 negara peserta lainnya, dengan meraih 36 Emas, 24 Perak dan 12 Perunggu.

Pencapaian juara umum lomba tembak se-Asia Pasifik ini membuktikan bahwa kemampuan prajurit TNI AD dan senjata produksi industri pertahanan dalam negeri dapat disejajarkan bahkan melebihi kemampuan negara lain.

"Kejuaraan ini merupakan lomba tembak yang diikuti oleh angkatan darat dari negara-negara wilayah Asia Pasifik dan beberapa negara dari benua Amerika dan Eropa, dan telah menjadi ajang bergengsi untuk menunjukkan kemampuan menembak senjata ringan, yang sangat penting bagi seorang prajurit," ujar Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Mulyono, seperti dikutip dari keterangan pers Dinas Penerangan TNI AD, Jumat (11/5/2018).

Adapun Kontingen TNI AD tersebut terdiri dari tim Kopassus, Yonif Para Raider 328 Kostrad, Kodam Jaya, dan Kodam XIV Hasanuddin, dengan Komandan Kontingen Kolonel Inf Khabib Mahfud.

Mereka memboyong piala bergilir untuk kesebelas kalinya.

Berikut Klasemen akhir dan perolehan medali masing-masing negara :

1. Indonesia : 36 Emas, 24 Perak, 12 Perunggu

2. Australia : 9 Emas, 4 Perak, 10 Perunggu

3. Malaysia : 8 Emas, 6 Perak, 2 Perunggu

4. Filipina : 6 Emas, 2 Perak, 4 Perunggu

5. Jepang : 4 Emas, 2 Perak, 3 Perunggu

6. New Zealand : 4 Emas, 2 Perak, 2 Perunggu

7. Thailand : 2 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu

8. Amerika Serikat: 2 Emas, 1 Perak

9. Korea : 2 Emas, 1 Perunggu

10. Canada : 3 Perak

11. Singapura : 1 Perak, 1 Perunggu

12. Brunei : 1 Perak, 1 Perunggu

13. UEA : 1 Perak

14. Inggris : 2 Perunggu

15. Fiji : -

16. Tonga : -

17. Timor Leste : -

18. Kamboja : -

Kompas TV Kejuaraan Menembak, Jaring “Sniper” Handal di Surabaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com