JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly beralasan, kasus kaburnya 16 tahanan di Labuan Bilik, Kabupaten Labuanbatu, Sumatera Utara, karena kurangnya sumber daya manusia.
"Jadi napinya 105 (orang), petugasnya satu (orang). Jadi kau bisa bayangkan bagaimana kira-kira caranya mengawal 105 (orang)," kata Yasonna di Jakarta, Senin (16/4/2018).
Yasonna mengatakan, sipir dari calon pegawai negeri sipil belum dikirim ke Labuan Bilik. Mereka, kata dia, masih melakukan pelatihan.
Menurut Yasonna, pihaknya tengah melakukan penyelidikan atas kaburnya tahanan tersebut. Namun, hingga saat ini, pihaknya belum melihat ada kelalaian petugas jaga.
"Kalau yang kita lihat mereka merusak eternit terus lari," kata Yasonna.
Ia menambahkan, pihaknya dan Kepolisian tengah memburu mereka yang kabur.
Sebanyak 16 tahanan melarikan diri dari Rutan Labuhanbilik, Jumat (13/4/2018) dinihari.
Seperti dikutip Tribunnews.com, pelarian ini terjadi sekira pukul 02.30 WIB.
Para tahanan menjebol atap dan memanfaatkan kayu-kayu atap itu untuk menyeberang ke balik tembok.
Seluruh tahanan terlibat kasus narkotika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.