Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Ipul Kritik Program Keluarga Harapan ala Khofifah

Kompas.com - 16/03/2018, 07:15 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul menilai implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) belum mampu menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur secara signifikan.

PKH merupakan program Kementerian Sosial dan menjadi andalan saat Khofifah Indar Parawansa menjabat sebagai menteri sejak 2014, yang menjadi pesaingnya di Pilkada 2018.

Gus Ipul menuturkan, berdasarkan data Biro Pusat Statistik angka kemiskinan di Jawa Timur sebelum tahun 2009 mencapai 16 persen.

Kemudian pada periode 2009 hingga 2014 atau setelah ia menjabat sebagai wakil gubernur, terjadi penurunan persentase kemiskinan yang tajam hingga 11,2 persen. Namun, kata Gus Ipul, penurunan tingkat kemiskinan justru melambat setelah melewati tahun 2014.

"Maksud saya program itu harus disinergikan. Selama hanya dibagi-bagi itu tidak akan (mengatasi kemiskinan). Bahkan dengan program itu pun kemiskinan di Jatim tidak drastis penurunannya, seperti saat 2009 sampai 2014," ujar Gus Ipul saat menjadi narasumber dalam acara Rosi dan Kandidat Pemimpin Jawa Timur, di Kompas TV, Kamis (15/3/2018).

(Baca juga: Debat dengan Gus Ipul, Khofifah Soroti Tingginya Angka Kemiskinan di Jawa Timur)

Ia menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan program tersebut. Hanya saja, perlu ada sinergi dengan program-program lain yang diinisiasi oleh pemerintah daerah.

Menurut Gus Ipul, PKH semestinya diperkuat dengan memberikan dukungan berupa pemberdayaan ekonomi dan infrastruktur dasar. Misalnya layanan air bersih, rumah layak huni dan akses terhadap sanitasi.

Selain itu ekonomi keluarga penerima PKH juga perlu diberdayakan dengan pelatihan dan dukungan pembiayaan.

"PKH Itu penting sekali. tapi ini harus ditopang dengan program pemberdayaan, harus diperkuat oleh daerah dalam rangka supaya ini juga terus meningkat. Kalau hanya charity itu nanti juga tidak akan naik-naik," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Khofifah menyanggah kritik dari Gus Ipul. Ia menegaskan bahwa PKH bukan program yang hanya memberikan bantuan berupa uang kepada masyarakat.

(Baca juga: Survei Polmark Indonesia: Pilkada Jatim, Gus Ipul Unggul atas Khofifah)

Ia mengungkapkan bahwa implementasi PKH selama ini juga disinergikan dengan program "Family Development Session". Dalam program ini, para pendamping PKH memberikan pemberdayaan kepada keluarga penerima PKH agar mampu mandiri.

Selain itu, penerima PKH juga diberikan program Rutilahu atau rumah tinggal layak huni dan program Kelompok Usaha Bersama.

"Saya ingin sampaikan mungkin Gus Ipul tidak terlalu memahami PKH itu apa. jadi dari 2007 saya dilibatkan untuk menyiapkan program ini. Di 72 negara program ini dikenal dengan conditional cash transfer. Jadi tidak benar kalau charity 100 persen, tidak. Ada yang namanya FDS atau family development session," ujar Khofifah.

Kompas TV Berdasarkan survei Litbang Kompas Khofifah - Emil kalah tipis dalam perebutan suara di kalangan Nadlatul Ulama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com