Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Isu Data Kependudukan Dijual ke Asing, Ini Tanggapan Kemenkominfo

Kompas.com - 14/03/2018, 17:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ahmad M Ramli menegaskan, tidak ada kebocoran atau penjualan data identitas kependudukan kepada pihak asing dalam proses registrasi kartu SIM yang dilakukan pemerintah.

"Data identitas warga negara itu tak kami utak-utik," ujar Ahmad dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Gedung Serbaguna Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Rabu (14/3/2018).

"Dengan registrasi, operator telekomunikasi hanya memvalidasi NIK (nomor induk kependudukan dalam KTP) dan nomor KK (kartu keluarga) saja ya. Jadi apanya yang mau dijual?" kata dia.

Ketakutan bahwa registrasi SIM card rentan akan pembocoran data identitas seseorang, menurut Ahmad, tidak beralasan. Ahmad bahkan menyatakan, kekhawatiran itu cenderung tendensius.

"Karena yang terjadi itu sebenarnya bukan kebocoran, tapi penyalahgunaan NIK dan nomor KK," ujar Ahmad.

(Baca juga: Dilema Registrasi Prabayar, Ketika Pemilik KK Bisa Jadi Tersangka)

Ahmad melanjutkan, seringkali yang disebut masyarakat sebagai kebocoran data, yakni NIK atau nomor KK seseorang telah digunakan terlebih dahulu oleh orang lain untuk meregistrasi SIM card-nya.

Ahmad pun menegaskan bahwa praktik itu bukan kebocoran, melainkan penyalahgunaan oleh orang tak bertanggung jawab.

Ahmad juga tak terima bahwa pemerintah disebut sebagai penyebabnya. Pasalnya, informasi NIK dan nomor KK tidak hanya bisa didapatkan pada pemerintah, namun seringkali pemilik mempublikasikannya, entah di media sosial atau saat mengurus administrasi tertentu.

"Coba saja ketik di Google, muncul semua di sana. Belum lagi saat kita meminjam di koperasi, pakai KTP. Mau urus anak masuk sekolah, kasih KK. Jadi kami tegaskan kembali bahwa pelanggaran yang terjadi bukan kebocoran, tapi bentuknya penyalahgunaan," ujar Ahmad.

Kompas TV Seorang pelanggan Indosat Ooredo melaporkan nomor NIK dan KK-nya digunakan lebih dari 50 nomor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com