Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakapolri Sebut Anggotanya Tembak Kader Gerindra karena Bela Diri

Kompas.com - 24/01/2018, 17:57 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri menyebut penembakan yang dilakukan anggotanya, Briptu AR, terhadap kader Gerindra, F, karena alasan membela diri.

"Dia dikeroyok, kan. Ya membela diri," ujar Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin ketika ditemui di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Imbas penembakan tersebut, korban F tewas lantaran peluru yang bersarang di dadanya.

Saat ini, Polri terus melakukan investigasi atas kasus penembakan tersebut. Jika terbukti bersalah, Briptu AR akan dikenai pidana.

"Tapi dilihat penyelidikannya, enggak bisa disimpulkan dulu. Statusnya dalam investigasi," kata Syafruddin.

(Baca juga: Kasus Penembakan Kader Gerindra, Polisi Sebut Pernyataan Saksi Tidak Sesuai)

Sementara itu, Komandan Korps Brimob Polri Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi enggan berkomentar soal penembakan yang melibatkan anak buahnya.

Mantan Kapolda Sulawesi Tengah itu berdalih menunggu hasil penyelidikan kasus tersebut.

"Saya belum boleh komentar apa-apa. Saya masih nunggu penyelidikan," kata Rudy.

Saat ditanya penggunaan senjata oleh Briptu AR yang di luar jam tugas, Rudy lagi-lagi enggan berkomentar lebih jauh.

"Tergantung tugas dan fungsinya anggota. Jadi saya belum bisa ngomong," kata dia.

(Baca juga: Polri Minta Penembakan Kader Gerindra Tak Dikaitkan dengan Isu Politik)

Insiden penembakan itu terjadi ketika korban bersama rekan-rekannya terlibat keributan dengan AR di area parkir Lips Club Bogor, Sabtu dini hari.

Informasi yang didapat, keributan antara keduanya dipicu persoalan saling tidak mau mengalah saat berada di lokasi parkir diskotek itu.

Saat itu, korban yang mengendarai mobil hendak masuk ke dalam untuk memarkirkan kendaraannya. Kemudian, pada saat bersamaan, muncul AR bersama seorang teman perempuannya yang ingin keluar dari area parkir.

Karena sama-sama tidak mau mengalah, mereka terlibat cekcok mulut. Korban bersama sejumlah temannya yang turun dari dalam mobil langsung menghampiri AR.

Merasa terdesak, AR pun mengeluarkan senjata api. Terjadi saling rebutan senjata di antara mereka.

Kemudian, terdengar suara letusan senjata api yang mengenai dada korban. Melihat korban terluka, teman-teman yang lainnya langsung mengeroyok AR.

Kompas TV Polisi menemukan bukti baru dalam kasus penembakan yang menewaskan kader Partai Gerindra oleh anggota Brimob di Bogor, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com