Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Tanggap Darurat Bencana Pacitan Diperpanjang hingga 11 Desember

Kompas.com - 02/12/2017, 20:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban akibat banjir dan tanah longsor di Pacitan, Jawa Timur kian bertambah. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, masa tanggap darurat penanganan korban akan diperpanjang.

Pemerintah Kabupaten Pacitan sebelumnya mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Keadaan Darurat yang ditetapkan oleh Bupati Pacitan selama tujuh hari, sejak 28 November hingga 4 Desember 2017. Namun, mengingat jumlah korban terus bertambah, maka masa tanggap darurat diperpanjang tujuh hari hingga 11 Desember 2017.

Hingga saat ini, korban jiwa dalam bencana ini sebanyak 25 orang.

"Dengan rincian, sudah ditemukan meninggal dunia 20 orang dan belum ditemukan lima orang," ujar Sutopo melalui keterangan tertulis, Sabtu (2/12/2017).

Jumlah pengungsi yang tercatat hingga kini sebanyak 2.050 orang. Sejumlah pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah. Sementara korban yang rumahnya rusak berat, mengungsi di rumah keluarganya.

Baca juga : Longsor dan Banjir di Pacitan, 10 Orang Meninggal dan 10 Hilang

Tambahan bantuan

Sutopo mengatakan, bantuan ke lokasi bencana juga ditambah.

BNPB memberi bantuan heli bell 412 untuk percepatan penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor. Selain itu, Gubernur Jatim Soekarwo dan Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko datang ke Pacitan untuk berkoordinasi dengan jajarannya guna percepatan penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor.

"Salah satu poin penyampaian Gubernur Jatim tentang pemberian jadup (jaminan hidup) untuk warga terdampak sebesar Rp 900.000 per jiwa selama tiga bulan," kata Sutopo.

Asosiasi pengusaha Banjarmasin asal Pacitan juga berpartisipasi memberi bantuan dana sebesar Rp 500 juta. Untuk masalah komunikasi, Telkomsel bersedia memberikan BTS mobile untuk daerah terdampak.

Untuk persediaan makanan, dapur umum terpusat di Kelurahan Pacitan oleh Dinas Sosial diperkuat bantuan warga dan Denbekang Korem Madiun. Sementara itu, untuk pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan setempat membuka 34 titik pelayanan kesehatan dengan 30 dokter, 150 perawat, 100 bidan dari Kabupaten Pacitan, dan perbantuan ikatan profesi kesehatan lainnya. PDAM juga menyediakan air bersih dengan kekuatan 2 tangki dan distribusi sesuai permintaan dari kepala desa.

Baca juga : Pulang Kampung, SBY Akan Bantu Korban Banjir Pacitan

"Pembersihan lingkungan secara swadaya telah dilakukan oleh masyarakat, dibantu truk dari pemadam serta relawan. Mereka fokus pembersihan lingkungan di jalan, fasilitas umum, sekolah, ibadah, dan tempat tinggal," kata Sutopo.

PLN juga membantu mengecek dan memperbaiki jaringan listrik.

Baca juga : Banjir dan Longsor Pacitan, PLN Putus Aliran Listrik 76.000 Pelanggan

Di tengah bantuan yang dikerahkan, ada sejumlah hambatan yang ditemui dalam menanggulangi pasca bencana. Kendala tersebut yaitu keterbatasan jumlah alat berat untuk percepatan pembersihan lingkungan, alat berat belum bisa masuk ke area pencarian korban longsor karena medan dan jalan masuk yang merupakan jalan desa, dan belum tersedianya tempat pembuangan sampah sisa banjir.

Kondisi pasca bencana di wilayah Pacitan saat ini sudah surut, meski masih meninggalkan genangan dengan ketinggian 20-30 centimeter. Selain itu, kondisi lumpur dan sampah sisa banjir masih sangat banyak berceceran di perumahan warga terdampak.

Kompas TV Banjir menyisakan sejumlah kerusakan bangunan dan juga lapisan lumpur tebal di jalanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com