Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Idrus Janji Bakal Tingkatkan Kemenangan Jokowi di Pilpres 2019 jika Jadi Ketum Golkar

Kompas.com - 29/11/2017, 17:11 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menyatakan partainya bakal tetap mengusung Joko Widodo di Pemilu Presiden 2019 bila dirinya menjadi Ketua Umum Golkar yang baru.

Hal itu disampaikan Idrus di sela pernyataan kesiapannya menjadi Ketua Umum Golkar jika nantinya musyawarah nasional luar biasa (munaslub) diadakan.

"Terkait pencalonan Jokowi, pencalonan itu adalah keputusan institusional. Yang dalam buku saya katakan bahwa dukungan pada Jokowi itu adalah panggilan ideologi, doktrinal dan visi misi pembangunan. Karena itu, maka tidak mungkin bisa berubah dukungan ke Jokowi," kata Idrus saat dihubungi, Rabu (29/11/2017).

(baca: Idrus Marham Mengaku Siap Jadi Ketum Golkar)

Bahkan, kata Idrus, kehadiran Golkar dalam koalisi di pemilu 2019 harus memberi nilai tambah bagi Jokowi.

Ia mengatakan, perolehan suara Jokowi harus meningkat dibandingkan tahun lalu dengan masuknya Golkar dalam koalisi.

"Kalau pada 2014 lalu Jokowi menang 53-54 persen, maka dengan kehadiran Golkar, harus dipastikan Jokowi menang minimal 65 persen sampai 70 persen," lanjut Idrus.

(Baca juga : Siap Jadi Ketua Umum Golkar, Idrus Marham Merasa Dapat Restu Jokowi)

Dorongan menggelar Munaslub mencuat setelah Setya Novanto kembali menjadi tersangka korupsi e-KTP dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Namun, rapat pleno DPP Partai Golkar sebelunnya memutuskan untuk menunggu hasil praperadilan yang diajukan Novanto.

DPP memutuskan menunjuk Idrus sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum Golkar.

Kompas TV Poltracking merilis angka elektabilitas Golkar merosot karena kasus Setnov.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com