JAKARTA, Kompas.com - Insiden ricuh di kantor YLBHI dengan sekelompok ormas beberapa waktu lalu, menuai kecaman sejumlah pihak.
Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM), organisasi sayap aktivis garis keras PDI Perjuangan ini meminta semua elemen masyarakat manapun stop berkelahi sesama rakyat, dan diminta untuk tidak terus mengorganisir isu sara dan PKI sebelum terjadi perpecahan sesama anak bangsa.
"Jujurlah dalam hati masing-masing, isu bangkitnya PKI itu omong kosong. Paham komunisme dan kepartaiannya di Indonesia sudah ditolak oleh tinta sejarah Indonesia. Dan tercatat sebagai partai terlarang. Kasus pertemuan di YLBHI jelas itu hanya merupakan diskusi soal sejarah saja. Tidak mungkin itu pertemuan atau rapat PKI, kenapa harus mobilisasi massa sehingga terjadi kericuhan yang tidak penting," ujar Sekretaris Jenderal DPN REPDEM, Wanto Sugito saat dihubungi, Rabu ( 20/9).
Mantan aktivis 98 UIN Syarif Hidayatullah ciputat ini, meminta pihak aparat kepolisian agar bertindak tegas dan tangkap dalang kerusuhan yang menggoreng isu pertemuan PKI di YLBHI.
"Basi goreng isu PKI terus. Berpikirlah yang positif. Kritik konstruktif terhadap suatu pemerintah lebih baik ketimbang mengolah isu sara dan PKI terus menerus," kata Wanto.
Lanjutnya, Negara ini jelas menjadikan Pancasila sebagai ideologi kebangsaan bukan komunisme atau ideologi apapun. Karena Pancasila lah, bangsa kita sepakat berdiri di atas keberagaman, semua golongan.
"Pekerjaan rumah negara ini besar, mengejar ketertinggalan. Presiden Jokowi memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi, yang mampu memoles banyak hal sehingga negeri ini mulai disegani oleh belahan negara manapun," tutup Wanto Sugito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.