Lantai Dua
Menginjakkan kaki di lantai dua bekas rumah Maeda, terpajang benda-benda koleksi museum, dari berupa dokumentasi, kertas, buku, pita kaset, kain, pakaian, dan juga piagam.
Pada bagian kiri bangunan, ada deskripsi tokoh-tokoh yang hadir dalam perumusan naskah Proklamasi yang dipajang di dinding sekeliling ruangan.
Sementara pada bagian tengahnya terdapat tiga vitrin atau elatase pamer yang memajang benda-benda koleksi yang didapat dari keluarga para tokoh dan pahlawan.
"Yang kami dapat dari keluarga ini adalah benda-benda pribadi seperti piagam, lencana, pakaian, tongkat, sepatu, kain," kata educator di museum, Ari Suryanto, kepada Kompas.com saat berkunjung Minggu (13/8/2017).
Di antaranya yaitu, piagam tanda kehormatan dan lencana Bintang Mahaputera milik Soetardjo Kartohadikoesoemo, plakat pahlawan nasional dan koleksi buku Iwa Koesoema Soemantri, topi milik Soepomo, serta destar, ikat kepala dan dasi I Gusti Ketut Poedja.
Yang menarik, di ruangan ini juga dipajang setelan yang fashionable pada masanya. Misalnya, baju mantel merek Tuxedo dan tongkat milik Anang Abdul Hamidhan.
Ada tulisan lain di bagian bawahnya, namun tidak terbaca karena tongkatnya sedikit terkikis.
Patung Sutan Sjahrir juga dipajang di ruangan ini. Di sudut ruangan ini ada kamar mandi yang sudah tidak difungsikan.
Keramiknya masih keramik tempo dulu, namun sudah ada bathtub, wastafel, dan juga kloset duduk. Dari bagian kiri bangunan menuju ruang tengah lantai dua, ada lagi kamar mandi dengan corak dan komposisi bathtub, wastafel dan kloset duduk serupa.
Kamar mandi ini memiliki tiga pintu. Lantaran tidak difungsikan, maka seluruh pintunya dibuka untuk memudahkan pengunjung berpindah tempat dari ruang paling kiri bangunan menuju ruang tengah.