Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Tangani WNI ABK yang Tersapu Badai di Atlantik

Kompas.com - 29/06/2017, 12:12 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri menangani 15 warga negara Indonesia yang menjadi korban kecelakaan kapal di Samudra Atlantik.

Dari jumlah tersebut, 12 orang selamat, sementara tiga di antaranya terbawa ombak saat Kapal Oryong 355 yang mereka gunakan tersapu badai pada 13 Juni 2017 lalu.

Ketiga WNI tersebut adalah AK asal Sulawesi Utara, SG asal Slawi, Jawa Tengah dan WY asal Cirebon.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, sejak awal diterima informasi, Menlu Retno LP Marsudi telah meminta agar Kemenlu, KJRI Cape Town dan KBRI Seoul segera memberikan bantuan kepada korban sesuai peran masing-masing.

"Kemenlu langsung berkoordinasi dengan agen pengirim (manning agent) dan menyampaikan memberitahuan resmi kepada keluarga," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Kamis (29/6/2017).

Kapal Oryong 355 adalah kapal ikan berbendera Korea Selatan. Kapal diawaki oleh 25 ABK yang terdiri dari 15 WNI, 4 warga Vietnam dan 6 warga Korea Selatan.

Kapal berangkat dari Port Luis, Mauritius untuk menangkap ikan di Samudera Atlantik.

Pada tanggal 13 Juni, lokasi penangkapan ikan diserang badai dan gelombang setinggi 8 meter. Akibat badai tersebut, 3 WNI ABK terbawa ombak, namun 12 ABK WNI lainnya selamat.

Pencarian 3 WNI dilakukan oleh Oryong 355 dan sejumlah kapal Korea Selatan yang sedang berada di sekitar lokasi saat itu.

Namun, badai dan gelombang yang tinggi serta suhu yang mencapai 0 derajat celcius membuat pencarian sulit dilakukan, sehingga harus dihentikan setelah 72 jam. 

Setelah kapal tiba di pelabuhan Cape Town, tim perlindungan KJRI Cape Town menyambangi ABK WNI, berkoordinasi dengan inspektur ITF serta otoritas pelabuhan.

"Dari 12 WNI yang selamat, 10 orang meminta dipulangkan karena mengalami trauma. Sementara 2 WNI lainnya memutuskan tetap bekerja", ujar Krishna Adi Poetranto, Konjen RI Cape Town yang turun langsung menangani kasus tersebut. 

Menurut Iqbal, pada Rabu (28/6/2017), 10 ABK yang meminta dipulangkan telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta.

Sementara itu, pihak agen pengirim, PT Mitra Samudera Cakti dan keluarga 3 WNI ABK yang hilang telah mengonfirmasi bahwa hak-hak asuransi dari agen telah diterima seluruhnya oleh keluarga.

Selain menerima asuransi dari agen pengirim, keluarga juga menerima asuransi dari pemilik kapal, Sajo Industries Ltd.

Menurut Iqbal, pemilik kapal adalah perusahaan yang sama dengan pemilik kapal Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering pada akhir 2014 lalu.

Saat itu, Menlu langsung berkomunikasi dengan manajemen perusahaan pemilik kapal di Seoul untuk memastikan pemenuhan hak-hak korban.

"Hubungan yang sudah baik tersebut membuat penyelesaian hak-hak korban dalam kejadian ini jaih lebih mudah", kata Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com