Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti SAFE Net: Ada 4 Tahapan Proses Persekusi

Kompas.com - 04/06/2017, 20:27 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Koordinator Regional  Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFE Net) Damar Juniarto mengatakan, terdapat empat tahapan atau proses dalam tindakan persekusi.

Pertama, penentuan target. Dia mencontohkan sebuah akun media sosial bernama "Muslim Cyber Army" yang mengkoordinasikan tindakan itu. Akun  ini meminta masyarakat untuk mencatat, mencari tahu alamat akun yang dinilai menghina agama atau salah satu ulama agama tertentu. Tak hanya itu, akun ini kemudian memviralkan korban yang sudah disasar di media sosial.

"Tahap satu ini penentuan target, ada ajakan mengumpulkan target. Jadi mereka menyebarkan sejumlah postingan (cara melakukan persekusi)'," ujar Damar saat diskusi publik di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/6/2017).

Baca juga: Kapolres Solok Kota Dicopot Gara-gara Kasus Persekusi

Tahap kedua, setelah mengetahui identitas korbannya, akun ini kemudian melakukan ajakan untuk "berburu". Aksi ini, kata Damar dibuat layaknya sebuah aksi untuk membela sebuah agama.

Tahap selanjutnya adalah mobilisasi massa. Massa akan mendatangi korbannya kemudia memaksa untuk melakukan permintaan maaf. Akan ada pendokumentasian dan kembali memviralkan hal tersebut ke media sosial.

Tahap terakhir, para pelaku akan membawa korban mereka ke pihak kepolisian untuk diproses secara hukum.

"Jadi orang-orang ini nantinya akan dibawa ke kantor polisi dan dipidana dengan  pasal 28 ayat 22 UU ITE. Lalu juga mereka junto kan pasal 156a," ujar Damar.

Tindakan persekusi marak terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta. Yang terbaru korbannya merupakan seorang remaja berinisial M yang tinggal di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Pelaku persekusi terhadap M telah diamankan dan saat ini telah berstatus tersangka.

Baca juga: Jokowi: Kita Bisa Menjadi Negara Barbar kalau Persekusi Dibiarkan

Kompas TV Tak Tegas Tangani Persekusi, Kapolres Ini Dicopot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com