Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Polda Jabar Diamankan karena Lakukan Pungli Calon Siswa Akpol

Kompas.com - 24/05/2017, 21:39 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Sapu bersih Pungli Polda Jabar mengamankan staf Sumber Daya Manusia Polda Jawa Barat, Aiptu Eti Kurnaeti, atas dugaan penyalahgunaan wewenang dalam penerimaan Bintara Polri Terpadu 2017.

Ia diduga menerima sejumlah uang dari perwakilan calon siswa agat diloloskan dalam seleksi.

"Modusnya adalah dia menampung permintaan pihak-pihak yang putra-putrinya akan masuk menjadi anggota kepolisian baik lewat jalur bintara maupun taruna Akpol," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (24/5/2017).

Eti diduga menerima sejumlah uang dari calon siswa melalui Bripka Eni Ernawati, staf Pelayanan Masyarakat Polda Jabar dan Pengatur Tingkat I Renmin Direktorat Reskrim Umum Polda Jabar, Sutisna.

Dari Eni, Eti menerima Rp 130 juta yang uangnya berasal dari dua calon siswa yang sebelumnya sudah gugur dalam seleksi.

Sementara itu, Sutisna menitipkan uang dari empat calon siswa sebesar Rp 780 juta.

Sama seperti sebelumnya, keempat calon siswa itu sudah gugur pada tes kesehatan dan tes psikologi.

"Aiptu Eti Kurnaeti diduga menerima uang seluruhnya sejumlah Rp 910 juta," kata Rikwanto.

Rikwanto mengatakan, untuk meluluskan tes kesehatan calon siswa yang tak lolos, Eti memberi Rp 30 juta kepada panitia tes kesehatan.

Kemudian, Eti juga memberi uang kepada panitia tes psikologi sebesar Rp 27 juta.

"Pada kenyataanya dia tidak berhubungan dengan panitia. Karena panitia sudah disumpah dan berkomitmen untuk tidak melakukan hal tercela seperti terima suap ataupun dimainkan dalam penerimaan seleksi calon bintara atau taruna akpol ini," kata dia.

Eti, kata Rikwanto, menjanjikan akan menghidupkan kembali calon siswa yang sudah gugur dan meloloskannya hingga tahap akhir.

"Namun, sampai saat ini seluruh casis (calon siswa) yang sudah gugur tersebut tidak bisa mengikuti tes berikutnya," kata Rikwanto.

Calon siswa yang diperiksa mengaku uang tersebut diserahkan kepada Nuraini, yang mengaku istri polisi yang bertugas di Mabes Polri.

Nuraini berjanji akan meluluskan seluruh calon siswa tersebut.

Kemudian, diketahui bahwa Nuraini merupakan calo yang kerap melancarkan aksinya di Samsat Jakarta Selatan.

Suaminya juga bukan anggota polisi sebagaimana yang diakuinya.

Selain mengamankan Eti, Tim Saber Pungli Jawa Barat juga mengamankan empat lembar bukti setoran Bank BCA atas nama Eti Kurnaeti ke nomor rekening atas nama Eti juga.

Lainnya, dua lembar bukti setoran Bank BCA atas nama Nuraini dari Eti, selembar bukti setoran Bank BCA atas nama Nuraini dari Sutisna, dan bukti setoran lainnya.

Selain itu, ada juga enam lembar surat pernyataan kosong atas nama beberapa calon siswa, uang tunai Rp 8 juta, tiga lembar fotocopy kartu ujian calon siswa, hingga lembar bukti pembelian emas di toko emas.

Rikwanto mengatakan, untuk sementara Eti dikenakan sanksi internal berupa sanksi etik profesis dan disiplin.

Hingga kini pemeriksaan Eti masih terus dilakukan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Polri.

"Masih dalam proses, bisa jadi dalam waktu dekat akan diberikan sanksi hukuman," kata Rikwanto.

Kompas TV Tim Saber Pungli Mabes Polri Selidiki Dugaan Pemerasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com