Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Literasi Antihoaks Perlu Masuk Kurikulum

Kompas.com - 02/05/2017, 22:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pendidikan literasi antihoaak atau kabar bohong perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional. Langkah itu penting untuk membentengi masyarakat sejak dini dari banjir berita palsu di media sosial.

Demikian benang merah dalam seminar "Memerangi Hoax, Memperkuat Media Siber Nasional," dalam rangka Hari Kebebasan Pers Dunia di Jakarta, Senin (1/5). Seminar tersebut diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

"Pemerintah perlu memasukkan literasi media baru (media sosial) ke kurikulum pendidikan nasional. Hoaks sudah menjadi masalah besar yang harus diselesaikan secara sistematis," kata Direktur Indonesia New Media Watch Agus Sudibyo di Jakarta.

Pendidikan literasi antihoaks bisa diterapkan mulai dari sekolah dasar. Ini bertujuan agar sejak dini anak secara benar menggunakan telepon genggam pintar dan arif dalam bersosialisasi di media sosial.

Agus tidak menampik upaya yang saat ini dilakukan pemerintah dan sejumlah elemen masyarakat sipil dengan sosialisasi dan pembentukan forum. Namun, mengingat hoaks telah diproduksi dan disebarkan secara masif, langkah tersebut tak cukup untuk membendungnya. Ia mencontohkan Korea Selatan telah lama menerapkan pendidikan literasi media baru yang membuat masyarakat tidak terprovokasi kabar bohong.

Pakar kelirumologi Jaya Suprana menyampaikan pendidikan literasi antihoaks (media baru) diperlukan agar masyarakat memiliki ketahanan sosial. Dengan ketahanan sosial, masyarakat terbiasa memilah informasi atau berita yang benar dari yang bohong.

Jaya menyebutkan hoaks adalah "anak haram" demokrasi. Disebut demikian karena kebebasan berpendapat sebagai anak kandung demokrasi disalahpraktikkan menjadi kebebasan untuk menghina dan memfitnah orang lain.

Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo menanggapi, untuk jangka panjang pendidikan literasi antihoaks memang diperlukan. Sementara untuk jangka pendek, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memproduksi dan menyebarkan konten media sosial yang bernilai positif, baik dari lingkup skala lokal maupun nasional. "Di satu sisi, kita mengalami kejenuhan terhadap hoaks di media sosial. Namun, di sisi lain kita tidak punya konten-konten positif. Ini yang akan gencar dilakukan, terutama untuk kalangan muda," ucapnya.

(Baca juga: Hoaks Sering Bermula dari Niat "Lucu-lucuan")

Lebih keras

Terkait dengan media arus utama (cetak, elektronik, siber) yang memproduksi berita hoaks, Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Wina Armada Sukardi berpandangan sanksi atas hal tersebut harus lebih keras. Misalnya, wartawan yang menulis dan menyebarkan hoaks tersebut diberhentikan. "Langkah ini penting agar kebebasan pers dapat dipraktikkan dengan tanggung jawab besar," ujarnya.

Untuk saat ini, Wina mengusulkan perlu dibentuk pusat informasi antihoaks yang independen. Forum ini akan menjadi referensi bagi masyarakat untuk mengecek apakah informasi atau berita yang beredar itu berisi hoaks atau kebenaran. (VDL)
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Mei 2017, di halaman 12 dengan judul "Literasi Antihoaks Perlu Masuk Kurikulum".

Kompas TV Tim Medsos Ahok-Djarot Mengaku Banyak Menanggapi Berita Hoax

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com