Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawan Terorisme dengan Reformulasi Pemahaman Islam...

Kompas.com - 17/03/2017, 09:24 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Maarif Institute Muhammad Abdullah Darraz menyatakan, faktor teologis dalam kemunculan aksi terorisme khususnya yang terjadi di Indonesia, memiliki peran yang krusial.

Karena itu, dalam menangkal penyebaran paham terorisme di Indonesia, dibutuhkan reformulasi pemahaman ajaran keagamaan yang mampu menunjukkan doktrin Islam yang jauh dari kekerasan.

"Yang paling sering disalahgunakan adalah dalam memahami jihad. Pada akhirnya ayat-ayat Al Quran dijadikan alat legitimasi untuk melakukan kekerasan," kata Abdullah dalam acara peluncuran buku Reformulasi Ajaran Islam: Jihad, Khilafah, dan Terorisme di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/3/2017) malam.

Karena itu, diperlukan kontra pemahaman atas manipulasi ayat-ayat Al Quran untuk tujuan kekerasan. Terlebih, Abdullah mengatakan, saat ini paham radikalisme dan terorisme sudah merambah ke dunia pendidikan formal.

Di beberapa sekolah dan kampus, ia melihat beberapa bukunya berisikan ajaran yang memperbolehkan untuk bertindak radikal, bahkan berujung pada tindakan terorisme.

Menanggapi hal tersebut, Komisaris Utama Kelompok Penerbit Mizan, Abdillah Toha, menyatakan bahwa munculnya kelompok-kelompok radikal dan teroris disebabkan oleh pemahaman ajaran Islam yang tidak toleran.

Ia pun mencontohkan sikap para ulama terdahulu dalam menyikapi perbedaan pemikiran. Mereka selalu menghormati satu sama lain dan tidak memperuncing perbedaan sikap keagamaan ke akar rumput.

"Makanya khas ulama terdahulu saat menyampaikan pandangan keagamaan selalu diakhiri dengan kata-kata 'Allahu'alam', hanya Tuhan yang tahu," kata dia.

Hal senada disampaikan oleh mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafi'i Maarif yang hadir dalam acara tersebut. Ia mengatakan, inti dari ajaran Islam ialah menghadirkan kasih sayang Tuhan kepada seluruh alam semesta.

"Tenda besar Islam itu ada di surat Al Anbiya ayat 107. Kata Allah kepada Nabi Muhammad, Kami tak mengutus engkau, Muhammad, kecuali membawa rahmat kepada seluruh alam semesta," kata Buya Syafi'i, sapaan akrabnya.

"Tidak hanya orang beriman tapi juga yang tidak beriman. Kalau sudah kita pegang tenda besarnya yang dikatakan Islami, harus mengarah ke sini. Kalau tidak pasti salahnya," tutur dia.

Kompas TV Pertemuan tokoh Islam dengan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abul Azis Al-Saud, diharapkan dapat menciptakan islam moderat untuk kedamaian di dunia. Selain misi perdamaian, juga disepakati kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan. Lawatan Raja Salman ke Indonesia diharapkan dapat mendorong tampilnya Islam yang moderat dalam menjaga perdamaian dunia. Hal ini tampak ketika Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulazis Al-Saud berdiskusi dengan puluhan tokoh Islam di Istana Negara. Lebih dari 30 ulama hadir dalam pertemuan, mereka adalah perwakilan dari sejumlah pondok pesanteran dan oraganisasi Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com