JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Golkar Wilayah Sumatera-Jawa, Nusron Wahid, mengaku sudah mendengar informasi ada pihak yang berupaya menggerus suara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dengan cara menggelar pemusatan massa di penjuru Jakarta.
Nusron, yang merupakan tokoh muda Nahdlatul Ulama itu, menganggap cara tersebut sah saja untuk dilakukan.
"Mereka berusaha kan boleh-boleh saja. Silakan saja. Tapi, ya mereka berusaha, kami juga berusaha. Kalau orang lain berbuat, kami pun bisa berbuat," ujar Nusron, saat ditemui di Kompleks Istana Presiden, Jakarta pada Rabu (8/3/2017) malam.
Meski demikian, Nusron tak yakin upaya itu itu bisa menggerus suara Basuki-Djarot dalam Pilkada DKI putaran dua.
Menurut dia, mayoritas warga Ibu Kota cerdas dan memiliki independensi yang tinggi.
"Rakyat Jakarta itu tidak bisa ditakut-takuti. Sudah pada cerdas. Punya independensi yang kuat dan saya yakin rakyat Jakarta punya akal sehat, pingin memilih gubernur yang bekerja keras, punya bukti daripada yang sekadar janji-janji atau berkata-kata puitis," ujar Nusron.
Secara khusus, Nusron juga menyoroti fenomena politisasi agama dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta.
Menurut dia, bentuk politisasi agama di Ibu Kota terjadi di mana-mana, terutama di ruang publik.
"Marilah kita kembalikan proses demokrasi menggunakan akal sehat, demokrasi Pancasila. Orang punya keyakinan agama silakan, itu hak. Tapi keyakinan agama tidak bisa digunakan untuk provokasi, untuk kepentingan politik," ujar Nusron.