Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Sebut Vonis Ringan Koruptor Bikin Hukuman Tak Berefek Jera

Kompas.com - 04/03/2017, 18:47 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai, vonis pengadilan terhadap koruptor terbilang masih rendah.

Padahal lembaga peradilan merupakan salah satu ujung tombak pemberantasan korupsi, khususnya dalam upaya penciptaan efek jera untuk koruptor.

Hal itu disampaikan peneliti ICW, Aradila Caesar dalam konfrensi pers di Kantor ICW di Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (4/3/2017).

"Rata-rata vonis untuk koruptor selama 2016 tergolong ringan," ujar Aradila. Ia menjelaskan, berdasarkan Pasal 3 UU Tipikor disebutkan bahwa hukuman minimal adalah empat tahun penjara. 

(Baca: Ingin Jerat Lebih Banyak Koruptor, KPK Minta Wewenangnya Diperluas)

Namun putusan pengadilan justru masih banyak di bawah empat tahun penjara.

Ia mengatakan, pada Pengadilan Tingkat I (pertama) terdapat 420 putusan terhadap 467 terdakwa. Sebanyak 354 terdakwa divonis penjara di bawah empat tahun.

Kemudian, pada Pengadilan Tingkat Banding terdapat 121 putusan terhadap 133 terdakwa. Sebanyak 80 terdakwa divonis di bawah empat tahun penjara.

Dan pada Tingkat Kasasi di Mahkamah Agung terdapat 32 putusan dengan 33 terdakwa. Sebanyak 10 terdakwa divonis di bawah empat tahun penjara.

Sementara itu, sepanjang 2016 terdapat 573 putusan perkara korupsi.

Jika putusan di tiga tingkat peradilan tersebut dijumlahkan, terdapat 444 terdakwa kasus korupsi yang divonis di bawah empat tahun penjara.

Dengan kata lain, sekitar 77 persen pengadilan menjatuhkan vonis di bawah empat tahun penjara bagi terdakwa kasus korupsi.

(Baca: Napi Koruptor Bisa Pelesiran, Kerja Keras KPK, Polisi, dan Jaksa Sia-sia)

"Ini menjadi salah satu permasalahan utama yang harus menjadi catatan, vonis koruptor ini tidak memberikan efek jera karena pengadilan masih menghukum ringan pelaku korupsi," kata Aradila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com