Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap SBY Dinilai Kontradiktif dengan Keinginan Bertemu Jokowi

Kompas.com - 06/02/2017, 22:24 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam sejumlah kesempatan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyiratkan keinginannya untuk bertemu Presiden Joko Widodo.

Namun, menurut Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, SBY justru menunjukkan sikap kontradiktif.

Hal itu setidaknya terlihat dalam persoalan terakhir yang mencuat pekan lalu. SBY menduga percakapannya dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia, Ma’ruf Amin, disadap alat negara.

Dugaan itu muncul setelah dalam fakta persidangan kasus dugaan penodaan agama, terdakwa Basuki Tjahaja Purnama dan tim kuasa hukumnya mengaku memiliki bukti percakapan tersebut.

"Sebenarnya yang ingin disasar Pak SBY ini keinginan untuk dialognya, atau membuat persepsi ingin dizalimi?" kata Sebastian saat diskusi bertajuk "Bila SBY Minta Bertemu Jokowi: Nunggu Lebaran, Kali!" di Jakarta, Senin (6/2/2017).

Setelah memberikan pernyataan kepada publik, Fraksi Demokrat di DPR mulai menggalang hak angket untuk mengusut dugaan penyadapan tersebut.

Sebastian beranggapan, tindakan yang dilakukan anak buah SBY di parlemen itu justru kontradiktif dengan keinginannya bertemu Jokowi.

"Meskipun dari hitungan politik, gagasan angket itu tidak mudah diwujudkan. Tapi dari sisi strategi ini kontradiktif," ujarnya.

(Baca: Hak Angket Dianggap Kontraproduktif dengan Keinginan SBY Bertemu Jokowi)

Sebagai Presiden, Joko Widodo dinilai mengetahui secara pasti bagaimana mekanisme terbaik apabila ada pihak yang ingin berkomunikasi dengannya.

Menurut Sebastian, komunikasi itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui sambungan telepon.

"Jadi tidak perlu berteriak-teriak di media. Ini menurut saya, reaksi yang ingin dimunculkan (SBY) bertemu atau berdialog (dengan Jokowi). Tapi action-nya justru curhat," kata dia.

(Baca juga: Jika SBY Meminta Bertemu, Jokowi Akan Luangkan Waktu)

Kompas TV SBY Keluhkan Hoax, Ini Respons Presiden Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com