JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menganggap serius fakta persidangan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus dugaan penodaan agama.
SBY bereaksi soal pernyataan Ahok dan tim pengacara soal adanya bukti komunikasi antara dirinya dengan Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin.
Reaksi itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (1/2/2017) sore.
Dalam penjelasannya, SBY merasa komunikasinya melalui telepon selama ini disadap secara ilegal. Namun, ia tidak memiliki bukti soal perasaannya itu.
SBY menceritakan soal informasi yang dia terima setelah kembali dari kunjungan di Jawa Tengah dan Jawa Barat pada September 2016.
"Saya diberi tahu 'Pak SBY hati-hati, ada informasi telepon bapak dan anggota BIN lain disadap," ucap SBY.
Kemudian, tambah SBY, satu bulan lalu dirinya mendapat informasi bahwa sahabatnya tidak berani menerima telepon darinya.
Sahabatnya itu, kata SBY, diingatkan oleh seseorang di lingkar kekuasaan agar hati-hati bahwa telepon tengah disadap.
"Sehingga kalau bicara sekarang melalui utusan. Tetapi saya belum yakin apa iya? Salah saya apa disadap?" kata Ketua Umum Demokrat itu.
SBY mengingatkan bahwa sebagai mantan presiden, dirinya mendapat pengamanan oleh Paspamres. Pengamanan itu mencakup dirinya, kegiatannya, hingga kerahasiaan percakapan.
"Antara yakin tidak yakin apa iya saya disadap?" kata SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.