Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Mayor Khouw Kim An, Penghuni Pertama Gedung Candra Naya

Kompas.com - 25/01/2017, 17:37 WIB
Sheila Respati

Penulis

KOMPAS.com - Jika memahami makna dari bentuk arsitektur bangunan bergaya arsitektur China kuno, siapa saja yang melihat bentuk Gedung Candra Naya pastinya mengetahui bahwa rumah tersebut bukanlah milik orang biasa.

Rumah yang terletak di Jalan Gajah Mada Jalan 188, Jakarta atau tepatnya di dalam superblok Green City Square itu memiliki bentuk atap yang melengkung dan terbelah di kedua ujungnya seperti ekor walet, atau yanwei dalam bahasa Cina. Ornamen ini menandakan status sosial tinggi si penghuni rumah.

“Jika  atap rumah semakin melengkung artinya pemiliknya adalah orang terpandang. Banyak rumah-rumah bergaya arsitektur Cina di kawasan Petak Sembilan, Roa Malaka, Glodok, dan Tambora tetapi atapnya lurus,” ujar Ketua Tim Pemugaran Candra Naya Dr Ir Naniek Widayati saat ditemui Kompas.com, Selasa (24/1/2017).

(Baca: Candra Naya, Rumah Tua Mayor Tionghoa di Jakarta)

Rumah Candra Naya pada era kolonialisme Belanda adalah kediaman Mayor China Khouw Kim An. Ia menjabat pada periode 1910-1942. Tugasnya adalah menjaga kesentosaan, keamanan, dan menyelesaikan masalah di dalam lingkup masyarakat Tionghoa yang tinggal di Batavia saat itu.

“Kehadiran Letnan, Mayor, Kapitan China saat itu berkaitan dengan pertumbuhan dan persebaran etnis Tionghoa yang besar. Mayor tidak menerima upah uang tetapi konsesi dalam bentuk candu,” ujar wanita yang juga adalah dosen arsitektur tersebut.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Tampak depan bangunan Gedung Candra Naya di kawasan Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, Selasa (27/1).
Khouw Kim An adalah putra dari saudagar kaya Khouw Tian Sek. Dari ayahnya, Khouw Tian Sek, ia menerima rumah yang sekarang menjadi Gedung Candra Naya tersebut.

Selain anak orang terpandang, Khouw Kim An adalah sosok terpelajar dan memiliki intuisi bisnis yang bagus. Tingkat pendidikannya tersebut tercermin melalui ornamen kecapi dan lukisan yang ada di dalam rumahnya.

Khouw Kim An adalah salah satu pendiri Javasche Bank, cikal bakal Bank Indonesia. Selain Khouw Kim An ada raja gula Semarang Oey Tiong Ham dan Tjong A Fi yang menjadi Mayor China di Medan. 

“Khouw Kim An pada tahun 1945 ikut pergerakan, ditangkap dan meninggal di penjara di Cimahi. Makamnya saat ini ada di Petamburan,” ucap Naniek.

Sekarang di era modern ini, rumah Candra Naya terbuka untuk umum. Siapa saja yang mau menelusuri sejarahnya bebas masuk, memotret, membaca lembaran-lembaran ajaran kebajikan yang terbingkai di temboknya, atau sekedar menengok bagaimana isi rumah etnis Tionghoa dengan status sosial yang cukup tinggi di masa lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Nasional
Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Nasional
Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Nasional
World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com