Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Pernah Dicek sejak 1986, Patok Batas RI-Papua Niugini Ditemukan Rusak

Kompas.com - 20/12/2016, 17:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bidang Penerangan Umum Pusat Penerangan TNI Kolonel Bedali Herefa mengungkapkan, 16 prajurit TNI menemukan patok batas MM 5.1 Indonesia-Papua Niugini di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. 

Enam belas prajurit itu tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Papua Niugini Sektor Utara.

"Sejak berdirinya patok ini pada tahun 1986, belum ada yang berhasil mencapai patok batas," ujar Bedali melalui siaran pers resmi, Selasa (20/12/2016).

Oleh sebab itu, penemuan patok batas itu merupakan prestasi tersendiri bagi TNI, khususnya bagi para personel yang berasal dari Batalyon Infanteri Raider 700/Wira Yudha Sakti Kodam VII/Wirabuana, Makassar.

Badali mengatakan, tim pencarian dipimpin Komandan Pos Tatakra Letda Inf Dwiayanto Teguh.

Dwiayanto dan timnya berjalan selama 11 hari melewati hutan, gunung, dan rawa hingga sampai ke lokasi.

"Patroli patok batas memang merupakan tugas pokok satgas itu dan yang luar biasa prajurit mampu menemukan patok batas 5.1 meski patok itu dalam kondisi rusak berat," ujar Badali.

Kampung Papua Niugini di Indonesia

Selain berhasil menemukan patok batas, tim juga menemukan kampung yang berada di teritorial Indonesia. Namun, penduduk kampung itu menganggap bergabung dengan Papua Niugini.

"Penemuan kampung tersebut sudah dilaporkan ke pemerintah karena sangat berpengaruh terhadap kedaulatan NKRI," ujar dia.

Jajaran TNI, lanjut Badali, mengapresiasi sejumlah penemuan tim tersebut. Oleh sebab itu, petinggi TNI menjuluki tim itu dengan sebutan "ballana to barania" yang artinya "rumahnya orang-orang pemberani".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com