Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LBH Jakarta: Kasus "Union Busting" Paling Banyak Diadukan di 2016

Kompas.com - 17/12/2016, 19:47 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta mencatat, sepanjang 2016, kasus terkait perburuhan menjadi yang paling banyak diadukan.

LBH Jakarta menerima setidaknya 1.444 pengaduan dengan jumlah pencari keadilan sebanyak 121.571 orang.

Dari jumlah tersebut, 247 pengaduan merupakan kasus perburuhan yang diadukan oleh 19.928 pencari keadilan.

Kepala Divisi Advokasi LBH Jakarta, Yunita mengatakan, upaya union busting atau pemberangusan serikat pekerja oleh pihak perusahaan, menjadi yang paling banyak diadukan.

"Tahun ini LBH Jakarta menangani 41 kasus. Paling banyak kasus union busting atau pemberangusan serikat pekerja," ujar Yunita saat peluncuran Catatan Akhir Tahun 2016 Lembaga Bantuan Hukum Jakarta 'Mundurnya Demokrasi dan Kalahnya Negara Hukum', di kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, (17/12/2016).

Yunita menjelaskan, dalam sektor perburuhan, praktik union busting kerap digunakan pihak korporasi untuk melanggengkan pelanggaran.

Menurut Yunita, pemberangusan serikat buruh merupakan cara paling efektif untuk merusak gerakan buruh agar tidak mampu untuk menuntut haknya.

Bentuk pelanggaran yang sering dilakukan oleh korporasi adalah pelanggaran aturan sistem kerja kontrak dan outsourcing. Yunita menuturkan, masih banyak buruh yang dikontrak berulang kali melebihi jangka waktu kontrak yang seharusnya.

Hal tersebut, kata Yunita, terjadi karena  lemahnya pengawasan dan penegakan hukum oleh pemerintah terhadap pihak korporasi.

"Union busting dipakai untuk melanggengkan pelanggaran hak, misal upah murah, kontrak, outsourcing dan sistem kemitraan. Mekanisme hukumnya juga sering merugikan buruh," kata Yunita.

Menurut catatan LBH Jakarta tahun 2016, sebanyak 1.409 buruh yang mengadukan permasalahan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan union busting. Disusul kemudian alasan efisiensi dan pailit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com