Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PP Muhammadiyah Ingatkan Penggunaan Bahasa Indonesia adalah Perekat Ke-Indonesiaan

Kompas.com - 05/12/2016, 00:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengimbau masyarakat Indonesia untuk senantiasa merasa memiliki simbol-simbol persatuan dan kesatuan yang dimiliki bangsa Indonesia. Cara ini dirasa efektif untuk menjaga harmoni dan persatuan di tengah perbedaan etnis. 

Salah satu simbol persatuan yang penting adalah bahasa Indonesia. PP Muhammadiyah mengimbau semua pihak untuk bisa menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa yang terbukti mampu menjadi perekat ke-Indonesiaan. 

Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas melalui siaran persnya, Minggu (4/12/2016), mengatakan, untuk terciptanya rasa persatuan dan kesatuan serta rasa aman, maka diperlukan usaha dari semua pihak dan elemen bangsa, termasuk dari pemerintah.

Tujuan lainnya adalah menekan adanya kesalingcurigaan di antara sesama, terutama terkait dengan perbedaan etnis. Untuk itu, perlu adanya kebijakan dari pemerintah guna menumbuhkan kembali rasa memiliki di kalangan masyarakat terhadap simbol-simbol persatuan dan kesatuan.

Kompas.com/Kristian Erdianto Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas
"Kebijakan yang perlu dibuat pemerintah antara lain adalah soal bagaimana kita sebagai sebuah bangsa memiliki dan menciptakan simbol-simbol yang akan mendukung tegaknya persatuan dan kesatuan," kata Anwar Abbas.

Anwar mengingatkan, dahulu pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto waktu itu meminta supaya anak-anak bangsa ini menggunakan bahasa Indonesia sebagai simbol dan atribut yang akan mereka pakai dalam segala hal.

Misalnya, bahasa Indonesia dipergunakan dalam memberikan nama untuk gedung, toko, dan kompleks perumahan yang mereka buat dan dirikan.

"Saya melihat kebijakan tersebut perlu kita laksanakan dan tegakkan ulang karena arti dan maknanya sangat besar dalam menciptkan rasa kebersamaan di antara sesama kita sebagai anak bangsa," kata Anwar.

Apa yang disampaikan Anwar tak berlebihan dan didasari pada tren dalam kehidupan berbangsa akhir-akhir ini. Ada kelompok yang secara atraktif tak lagi peduli dengan penggunaan simbol-simbol atau identitas ke-Indonesiaan.

"Saya sedih dan kecewa ketika pergi pada malam hari ke daerah dan kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Saya merasa tidak seperti ada di Jakarta tetapi serasa di Hongkong, Bejing, dan Taiwan," kata Anwar memberi contoh.

Padahal, lanjut Anwar, Jakarta Barat dan Jakarta Utara itu adalah bagian dari wilayah DKI Jakarta yang kita sama-sama hidup di atasnya.

"Saya melihat hal ini kalau tetap dibiarkan akan mengundang kecemburuan sosial, (kesenjangan) ekonomi dan etnis, yang ujung-ujungnya tentu bisa merusak kesatuan dan persatuan kita," kata Anwar.

Untuk itu, PP Muhammadiyah mengimbau pemerintah, terutama Pemerintah Daerah DKI Jakarta, untuk mengeluarkan peraturan agar dalam pemberian nama terhadap gedung, kantor, toko, kompleks perumahan, dan lain-lain, agar mempergunakan tulisan dan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com