Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Tersangka Kasus Ledakan Bom di Gereja Samarinda Pengikut ISIS

Kompas.com - 20/11/2016, 18:34 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, tersangka dalam kasus ledakan bom molotov di depan Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, merupakan pengikut atau sudah berbaiat kepada Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Hal itu diketahui dari sejumlah barang bukti yang ditemukan.

"Iya mereka termasuk kelompok yang berbaiat (menyatakan ikut) kepada ISIS. Dengan dokumen yang ada, dengan simbol-simbol yang ada, barang bukti yang ada, mereka dapat dikategorikan," ujar Boy di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2016).

Boy menuturkan, keikutsertaan mereka dengan ISIS berawal dari keinginan untuk berjuang seperti orang-orang yang ada di negara islam di Irak dan Suriah itu.

"Walaupun mungkin derajat keterlibatannya lebih diawali dengan rasa simpati ingin ikut berjuang seperti orang-orang yang ada di Suriah, di Irak. Kemudian mereka mengimplementasikan kegiatan-kegiatan itu di sini (Indonesia)," kata dia.

Polisi menetapkan tujuh tersangka dalam kasus ledakan bom molotov tersebut. Ketujuh tersangka dari Samarinda itu kini telah dibawa ke Jakarta untuk disidik dan dirampungkan berkas perkaranya.

"Memberkas perkara itu memeriksa saksi ahli, memeriksa para tersangka, saksi, agar bisa segera berkas perkara dilimpahkan kepada kejaksaan untuk disidangkan," ucap Boy.

Ketujuh tersangka itu yakni J, S, JS, F, AD, GAP, dan RPP. J atau Johanda merupakan pelaku yang meledakkan bom di depan gereja yang juga merupakan residivis kasus terorisme. Adapun pelaku lainnya pernah diperiksa di Polresta Samarinda sebagai saksi.

Ketujuh orang ini dianggap terlibat mulai dari perencanaan, pelatihan, perakitan bom, hingga peledakan bom. (Baca: Anak-anak Belum Berani Ibadah Minggu Pasca-ledakan di Gereja Samarinda)

Polisi sebelumnya menemukan sejumlah barang bukti dari penggeledahan di rumah pelaku dan sejumlah tempat yang dicurigai menjadi jaringan teror terkait ledakan bom di depan Gereja Oikumene. Satu barang bukti yang ditemukan yakni bendera ISIS serta sejumlah barang yang terkait tindak terorisme.

Ledakan bom di depan Gereja Oikumene itu terjadi pada Minggu (13/11/2016) pukul 10.00 Wita. Bom meledak beberapa saat setelah jemaat melaksanakan ibadah Minggu.

Kompas TV TNI, Polri, dan Warga Kerja Bakti Bersihkan Gereja Oikumene
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com