JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo enggan banyak berkomentar terkait pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terkait polemik yang menjerat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan isu lain.
"Bagus, sangat bagus," ucap Presiden Jokowi di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Hal itu dikatakan Jokowi ketika diminta tanggapan soal pidato SBY.
(Baca: Jokowi: Besok, Bekerja dan Sekolah seperti Biasanya)
Saat mendengar respons singkat itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang duduk di samping Jokowi lalu tertawa.
"Kan memberikan masukan kepada pemerintah," tambah Jokowi.
Saat jumpa pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Rabu (2/11/2016), SBY menanggapi beberapa isu terkini. Sebagian pernyataan ditujukan kepada pemerintah saat ini.
SBY bereaksi atas informasi yang disebutnya berasal dari intelijen bahwa ada parpol yang menggerakkan dan mendanai rencana aksi unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/11/2016).
(Baca: SBY: Info Intelijen Demo 4 November Digerakkan Parpol, Itu Fitnah dan Menghina)
SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, dia menganggap informasi tersebut fitnah dan menghina.
Meski tidak secara gamblang merasa dituduh, dalam jumpa pers tersebut, SBY mengaku sudah mengumpulkan informasi sebelum berbicara pada hari ini.
Pada Selasa (1/11/2016), SBY menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Wiranto.
(Baca: SBY: Kalau Ingin Negara Ini Tidak Terbakar Amarah, Ahok Mesti Diproses Hukum)
SBY juga mengingatkan Polri agar jangan sampai negara "terbakar" terkait proses hukum terhadap Ahok yang dituduh menistakan agama.
Presiden keenam itu mengatakan, Ahok mesti diproses hukum. Bola kini ada di tangan Polri, bukan di tangan Presiden Jokowi atau pihak lain.
Kepolisian harus berhati-hati dalam mengusut kasus Ahok. Pasalnya, kata dia, jutaan rakyat Indonesia mengikuti proses hukum tersebut lewat media.
(Baca: SBY: Kalau Pendemo Diabaikan, sampai Lebaran Kuda Masih Ada Unjuk Rasa)
SBY meyakini, unjuk rasa bakal terus terjadi jika protes tersebut diabaikan penegak hukum.
Selain itu, SBY juga menyinggung masalah pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib, yang belakangan menjadi polemik publik.
SBY mengatakan, ada pihak-pihak yang menuding dia terlibat kasus Munir karena tak kunjung menyerahkan berkas asli rekomendasi Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan Munir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.