Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut JK, Tantangan Ekonomi Saat Ini Berbeda dengan Era SBY

Kompas.com - 20/10/2016, 13:06 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, ada perbedaan tantangan ekonomi yang dihadapi pemerintahan saat ini, dengan era periode pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat itu, Kalla juga menjabat sebagai Wakil Presiden, mendampingi SBY.

Kalla mengaku, pertumbuhan ekonomi saat ini belum mencapai target yang ditentukan, yaitu 6 persen.

Pertumbuhan ekonomi baru berada pada kisaran 5,1 persen. Lambannya pertumbuhan itu tidak terlepas dari faktor eksternal.

“Masalah ekonomi, seperti yang saya katakan tadi, karena ekonomi di dunia saling berhubungan, saling interdependen. Maka di samping ekonomi dalam negeri, pengaruh laju ekonomi luar juga mempengaruhi,” kata Kalla, dalam wawancana eksklusif yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (20/10/2016).

Ketika SBY pertama kali memimpin, kata Kalla, terjadi tren pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004, jika dibandingkan saat krisis ekonomi 1998.

Meski pemerintah menerapkan kebijakan penghematan, saat itu laju pertumbuhan ekonomi didorong oleh faktor naiknya harga sejumlah barang komoditi.

Sementara, yang terjadi saat ini sebaliknya. Pemerintah melakukan penghematan dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak.

Namun, hal itu tidak diikuti dengan kenaikan harga barang komoditi.

“Dulu kita gini kan (naik) sekarang gini (turun). Nah bagaimana menahan turun, triknya beda lagi,” kata dia.

Ia mengatakan, pemerintah memang tengah menggalakkan kebijakan penghematan anggaran untuk menahan laju pelambatan ekonomi.

Di sisi lain, ia berharap, agar para pengusaha dapat membantu pemerintah dengan tetap menjaga bahkan meningkatkan produktivitas mereka.

“Cuma ini, satu kita menahan turunnya supaya tidak turun lagi dengan mendorong naik,” ujarnya.

Kompas TV Jelang 2 Tahun Jokowi-JK, Pemberantasan Pungli Mencuat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com