Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Pulihkan Rumah Ibadah yang Rusak akibat Kerusuhan di Tanjungbalai

Kompas.com - 02/08/2016, 21:41 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-peristiwa perusakan dan penjarahan sejumlah tempat ibadah di Tanjungbalai, Sumatera Utara beberapa waktu lalu, Pemerintah melakukan beberapa upaya agar kondisi sosial di sana kembali kondusif.

Salah satunya dengan membangun kembali rumah ibadah umat Buddha yang telah dirusak.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menegaskan bahwa pemerintah telah menginstruksikan pembangunan kembali dengan mengerahkan personel kepolisian dan TNI.

"Upaya itu sedang dilaksanakan atas kerja sama Polri dan Angkatan Darat. Saya juga menganjurkan agar satuan Zeni dari TNI juga membantu," ujar Wiranto saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2016).

Wiranto menjelaskan, pembangunan kembali rumah ibadah tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan kepada umat Buddha agar bisa kembali beribadah sebagaimana diatur dalam konstitusi.

Selain itu, pemerintah daerah dan unsur aparat keamanan telah melaksanakan koordinasi terpadu bersama masyarakat. Mereka, kata Wiranto, membuat sebuah kesepakatan bersama agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

Upaya tersebut juga dimaksudkan untuk menjaga kondisi psikologis umat Buddha agar tidak sakit hati dan mengingat peristiwa kerusuhan tersebut.

"Kami sudah instruksikan agar tempat ibadah yang mengalami kerusakan segera dipulihkan supaya bisa digunakan kembali. Dan tentu secara psikologis tidak membuat mereka sakit hati dan teringat kembali peristiwa tersebut," ucap Wiranto.

Kepolisian RI pun telah menetapkan 12 tersangka yang diduga terlibat kerusuhan di Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat (29/7/2016) hingga Sabtu (30/7/2016) pagi.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, selain proses hukum, pemulihan kondisi juga dilakukan di sekitar lokasi kejadian.

"Empat tersangka dalam perusakan, delapan tersangka dalam kasus penjarahan," ujar Martinus di Mabes Polri, Jakarta, Senin (1/8/2016).

Namun, polisi belum menentukan siapa provokator kerusuhan tersebut. Martinus mengatakan, dari hasil pengembangan penyelidikan akan terungkap siapa dalang di balik perusakan dan penjarahan sejumlah tempat ibadah di Tanjungbalai.

Salah satunya dengan penelusuran melalui dunia maya. Diketahui, beredar pesan-pesan provokatif yang diduga memicu terjadinya kerusuhan di sana.

"Beberapa orang mengorganisir massa untuk anarkis dan upaya untuk berkumpul melakukan tindakan-tindakan anarkis. Itu sudah kami dalami," kata Martinus.

Martinus mengatakan, bisa saja akan ada penambahan tersangka dalam kasus ini mengingat lokasi perusakan yang banyak dan tersebar. Namun, ia memastikan suasana di lokasi sudah aman dan kondusif.

Sebelumnya, pada Jumat lalu, sekelompok massa merusak sejumlah rumah ibadah umat Buddha di Tanjungbalai, yang dimulai dari perbedaan pendapat antarkelompok.

Bahkan, bangunan yayasan sosial dan delapan unit mobil juga dibakar. Untuk kasus penjarahan, polisi menangkap MAP (16), A (21), dan MIL sebagai pencuri pelak mobil dan radio di depan SMP N 10 Tanjungbalai.

Kemudian, tersangka AAM (18) ditangkap lantaran mencuri DVD di Selat Lancang. Tersangka FP (16), AP (18), dan MRM (17) mencuri tabung gas di tempat ibadah daerah Selat Lancang dan MF (21) mencuri alat pertukangan.

Sementara, untuk kasus perusakan, empat tersangka yang ditangkap yaitu MH (19), HR (27), ZP (17), dan AR alias Aseng (27).

Kompas TV Polisi Bekuk Pemilik Akun Penyebar Isu SARA Kerusuhan Tanjungbalai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com