Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Korlantas Minimalisasi Kemacetan di Arus Balik

Kompas.com - 09/07/2016, 05:04 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Posko Operasi Ramadaniya Kombes R. Slamet Santoso mengatakan para pemudik yang kembali ke Jakarta bisa melalui tiga pintu tol. Dan kepolisian, kata dia, sudah menyiapkan langkah-langkah khusus di setiap pintu guna mengantisipasi kemacetan parah.  

Menurutnya, personel telah disiapkan untuk menghadapi lonjakan arus balik "Dari mulai Pantura, itu sudah kami siapkan personel. Kemudian dari wilayah tengah di Purwokerto. Dari wilayah selatan dari Banyumas, Banjar, sampai Cileunyi," kata Slamet di NTMC, Jakarta, Jumat (8/7/2016).

Persiapan tersebut dikhususkan di wilayah Pantura yang akan memasuki tol Brebes Timur. Jika terjadi antrean sepanjang 5 kilometer, maka para personel yang sudah disiapkan itu bakal mengalihkan kendaraan ke tol Brebes Barat.

Demikian pula jika terjadi antrean di tol Brebes Barat sepanjang 5 kilometer. Kepadatan akan dialihkan ke tol Pejagan.

"Demikian seterusnya sampai di Palimanan. Jadi masuknya itu tidak secara keseluruhan tapi kami pisah-pisah," ucap Slamet.

Slamet mengatakan, bila terjadi kepadatan di tiga gerbang tol tersebut, petugas akan ada menginformasikannya ke masyarakat. 

Selain itu, polisi juga akan jemput bola dalam pembayaran di gerbang tol. Misalnya di gerbang tol Cikarang Utama. 

"Sehingga nanti di Cikarang Utara itu bisa diantisipasi untuk jemput bola. Karena disitu pembayaran. Sudah disiapkan petugas tambahan," tutur Slamet.

Slamet mengatakan, dalam upaya jemput bola telah berkoordinasi dengan Jasa Marga. Selain itu juga disiapkan rambu-rambu lalu lintas.

Kompas TV Kepala Korlantas: Hindari Macet Arus Balik, Tol Gratis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com