Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Harus Proaktif Implementasikan Patroli Bersama di Perbatasan

Kompas.com - 27/06/2016, 14:03 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA. KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR T.B. Hasanuddin menyatakan Pemerintah Indonesia harus proaktif untuk mengimplementasikan perjanjian trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina terkait pengamanan wilayah perairan ketiga negara.

Sebab, hingga kini Komisi I belum menerima laporan perkembangan dari Pemerintah terkait kerja sama pengamanan ketiga negara tersebut.

(Baca: Anggota Komisi I Minta MOU Trilateral Ditindaklanjuti agar Penyanderaan Tidak Terulang Lagi)

"Hasil deklarasi sudah ada kerjasama tapi efektivitasnya kami belum tahu. Memang sudah ada Memorandum of Understanding (MoU), tapi kan MoU itu harus dijabarkan," ujar Hasanuddin saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2016).

Hasanuddin menambahkan, pemerintah masih harus menjabarkan operasional kerja sama tersebut terkait bentuk kerja sama, durasi, dan wilayah mana saja yang harus diintensifkan pengamanannya.

"Sampai saat ini kami belum menerima kabar kalau Pemerintah sudah menjabarkan hal tersebut dalam implementasi kerja sama pengamanan wilayah perairan dengan Malaysia dan Filipina," aku Hasanuddin.

Dia pun mengatakan seharusnya Pemerintah ketiga negara tersebut tidak kalah dengan ulah para perompak. Sebab ketiganya memiliki fasilitas yang lebih memadai dibandingkan para perompak.

"Yang namanya manusia pasti ada batasnya. Mereka punya kapal cepat, tapi kita kan punya fasilitas radar punya senjata lebih lengkap, harusnya enggak boleh kala sama perompak," kata Hasanuddin.

Dia pun menyatakan, bisa saja Pemerintah Indonesia secara aktif menyisir pulau-pulau kecil di Filipina yang diduga menjadi sarang para perompak. Itu agar menimbulkan efek kejut bagi para perompak.

(Baca: TNI AL Gali Informasi Penyanderaan WNI dari Enam ABK yang Dibebaskan)

"Tapi ya pengamanan pulau itu butuh izin Filipina, kita nggak bisa langsung, makanya Menteri Luar Negeri juga harus proaktif menyuarakan implementasi perjanjian trilateral di Yogyakarta kepada Pemerintah Filipina, agar segera terlaksana dengan efektif," ucap politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.

"Selama ini yang kami dengar ya sekadar patroli bersama saja, belum sampai ke teknis seperti yang saya paparkan tadi," lanjut dia.

Kompas TV Pemerintah Bakal Bebaskan 7 Korban Sandera

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com