Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicurigai Ada Barter di Balik Pencalonan Tito sebagai Kapolri

Kompas.com - 23/06/2016, 10:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menaruh kecurigaan gelagat kekuatan-kekuatan politik yang menerima sosok Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai calon kepala Polri.

"Seperti kata Harold Lasswell (ilmuwan politik asal Amerika Serikat), pasti ada 'who gets what' di dalam situasi ini sebagai apa yang disebut 'muttualy politic symbiotic'," ujar Siti kepada Kompas.com, Kamis (23/6/2016).

"Muttualy politics symbiotic itu biasanya tentang kelompok politik ini mendapatkan apa, bisa posisi, kedudukan atau minimal kepentingannya terakomodasi. Selalu seperti itu, baik di negara demokrasi atau otoritarian," lanjut dia.

(baca: Khawatir Jadi Sasaran Teroris, Tiga Anak Tito Tinggal di Singapura)

Meski demikian, Siti menganggap, hal itu lumrah dan sah-sah saja. Sebab, sebuah kekuasaan memang tidak bisa lepas dari lingkaran kekuatan politik, baik yang mendukung atau memilih jalur oposisi. Semua tetap harus diakomodasi demi stabilitas negara.

Siti menegaskan, yang penting Presiden Joko Widodo mampu memberikan penjelasan rasional atas pilihannya serta proses penunjukkan Tito tersebut tidak menabrak peraturan perundangan yang berlaku.

(baca: "Empat Kali Ikut Fit and Proper Test Calon Kapolri, Tito yang Paling Mantap")

Paling penting, barter tersebut tidak mengorbankan aspirasi publik tentang Polri.

"Publik sederhana saja sebenarnya. Publik hanya ingin Kapolri itu tidak punya rekening gendut, punya itikad mereformasi Polri. Sudah. Tapi ketika masuk ke ranah elite politik, tentu tidak sesederhana itu. Intinya selalu menguntungkan secara politik," ujar Siti.

Oleh sebab itu, kepemimpinan Tito ke depan menjadi obatnya. Apakah Tito mampu menjawab kegelisahan publik atau tidak.

"Kalau gagal, ya pemerintah Jokowi akan menerima delegitimasi dari publik. Inilah yang harus dijaga betul oleh Pak Tito. Yang sekarang sedang lesu kan ekonomi, tantangannya bagaimana penegakkan hukum bisa mendukung perbaikan ekonomi, itu saja," ujar Siti.

(baca: Pimpinan Komisi III Sebut Keluarga Tito Hidup Sederhana)

Tito hari ini menjalani uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon Kapolri di Komisi III DPR. Komisi III telah mengundang Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi dan Komisi Kepolisian Nasional untuk meminta masukan soal rekam jejak Tito.

Dari informasi yang diterima Komisi III, Tito bersih dari tindak pidana korupsi, transaksi mencurigakan, dan catatan hitam dalam rekam jejaknya.

Kemudian pada Rabu (22/6/2016) kemarin, Komisi III DPR RI mendatangi rumah dinas Tito di Kompleks Polri Ragunan, Jakarta Selatan.

Kompas TV Penilaian Komisi III Terhadap Tito Calon Kapolri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

Nasional
KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

Nasional
Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Nasional
PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

Nasional
Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Nasional
Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Nasional
Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Prabowo Bentuk Gugus Sinkronisasi, Hasto Singgung Rekomendasi Tim Transisi Era Jokowi

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Timur Usai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Jokowi Kunker ke Kalimantan Timur Usai Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur

Nasional
Gantikan Laksda Retiono, Brigjen Taufik Budi Resmi Jabat Komandan PMPP TNI

Gantikan Laksda Retiono, Brigjen Taufik Budi Resmi Jabat Komandan PMPP TNI

Nasional
PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

PKB Ngotot Ingin Gus Yusuf Jadi Calon Gubernur di Pilkada Jateng 2024

Nasional
PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

PKB Bilang Anies Tak Dapat Keistimewaan, Harus Ikut Uji Kelayakan Jika Ingin Tiket Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com