Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah dari Rutan Salemba dan Pondok Bambu

Kompas.com - 26/04/2016, 05:05 WIB

Selepas isya, ketegangan di Rumah Tahanan Kelas 1 Salemba, Jakarta Pusat, dimulai. Satu per satu tahanan harus digiring masuk ke dalam blok.

Masih ada tahanan yang bertahan di luar, mencoba menghindar dari kepengapan di dalam blok.

Nyali langsung ciut saat Rasum, komandan jaga Rutan Salemba malam itu, menawari untuk ikut menghitung tahanan saat apel malam. Terbayang seandainya tahanan berbuat onar, melampiaskan amarah dan stres kepada petugas.

"Dulu sempat ada kejadian, petugas kami disekap oleh tahanan. Untunglah dengan pendekatan yang baik, kami bisa selamatkan dia," ujar Kepala Pengamanan Rutan Salemba Fonika Affandi.

Ada 14 petugas jaga di pos paste, pos di dekat gedung tahanan. Mereka yang akan menghitung 3.519 tahanan.

Siapa yang tak merasa ngeri, 14 orang harus menjaga 3.519 orang dengan berbagai latar belakang tindak kejahatan.

"Dulu, pas awal bertugas, saya juga takut, tapi lama-kelamaan terbiasa juga setelah belajar dari pengalaman senior," ujar Thomas, salah seorang petugas jaga Rutan Salemba.

Pintu besi gedung tipe VII sudah ditutup meski belum digembok. Petugas jaga meminta tahanan pendamping (tamping) yang ada di dalam untuk membuka pintu.

Tamping bagian keamanan dan voorman yang biasanya ikut membantu petugas jaga menghitung jumlah tahanan.

Voorman adalah tahanan yang menjadi pengurus tiap blok sekaligus menjadi penghubung penjaga dengan tahanan.

Setelah pintu gedung ditutup kembali dan dikunci dari luar, praktis tak lebih dari lima penjaga berada di dalam gedung bersama ratusan tahanan.

Pengecekan tahanan dimulai dari sel paling ujung di tiap blok, terus hingga sel yang berada di dekat pintu masuk blok.

Tiap kamar harus dimasuki untuk menghitung penghuninya. Nyawa bisa melayang dalam hitungan sekejap jika ada tahanan yang marah.

"Dulu, kalau kita ngecek tiap kamar, bisa saja ada yang lempar batu bata dan memaki petugas jaga," kata salah seorang petugas pengamanan dalam Rutan Salemba, Emerson Saragih.

Petugas tak dapat berbuat banyak. Mereka kalah jumlah.

Napi perempuan

Pada jam yang sama, di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, petugas perempuan berkeliling mengontrol blok dan sel dua sampai tiga kali setiap malam. Rutan Pondok Bambu merupakan rutan khusus untuk tahanan dan napi perempuan.

Rasa iba tidak jarang menghinggapi para petugas ketika menyaksikan napi dan tahanan yang tidur berimpitan di malam hari. Kamar sel berukuran 4 meter x 6 meter dihuni 20-26 napi. Mereka tidur berdesakan, hampir tanpa jarak, dan tidak ada privasi.

Kamis malam itu, giliran Dwi Supriyani (46) yang bertugas jaga. Ia berkeliling bergantian ke enam blok.

"Lho, kok belum tidur? Kenapa kalian?" tanya Dwi ketika menemui kelompok napi di Blok D yang belum tidur.

Napi yang ditanya menjawab pendek, "Mau sahur, Bu. Puasa Daud."

Napi lainnya yang belum tidur terlihat membaca buku, sebagian lainnya sedang shalat malam.

Sebagian besar napi tidur hanya mengenakan singlet atau kaus dan celana pendek. Hawa panas di dalam sel membuat mereka harus irit memakai baju.

Kipas angin di atap kamar tidak banyak membantu. Kondisi kusus itu pula yang membuat pengamanan dan pemeriksaan oleh petugas perempuan lebih sesuai daripada petugas laki-laki.

Pemandangan di kamar napi sangat amburadul. Barang-barang napi berserakan. Di teras kamar, tas-tas milik napi yang berisikan baju dan peralatan pribadi ditumpuk tidak teratur, dan sampai menutupi separuh bagian teras kamar.

Baju-baju napi digantungkan di luar kamar, pada besi jemuran. Pemandangan itu mengingatkan pada keriuhan di kampung, di rumah-rumah padat penduduk dengan jemuran yang digantung di sana-sini.

Uniknya, Rutan Pondok Bambu relatif tidak banyak gejolak. Ribuan narapidana dan tahanan itu tampak patuh kepada petugas. (BIL/REK/ANA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 1 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ulang Tahun Tagana, Risma: Saya Saksi Relawan Bertugas Tanpa Pamrih...

Ulang Tahun Tagana, Risma: Saya Saksi Relawan Bertugas Tanpa Pamrih...

Nasional
176 Pasangan Lansia di Aceh Utara Difasilitasi Isbat Nikah, Risma: Permudah Pemberian Bantuan

176 Pasangan Lansia di Aceh Utara Difasilitasi Isbat Nikah, Risma: Permudah Pemberian Bantuan

Nasional
Mengaku Khilaf Terima Uang Rp 40 Miliar, Achsanul Qosasi Ingin Dimaafkan karena Merasa Berjasa

Mengaku Khilaf Terima Uang Rp 40 Miliar, Achsanul Qosasi Ingin Dimaafkan karena Merasa Berjasa

Nasional
Kemensos: Banyak Lansia di Aceh Utara Masih Takut Operasi Katarak

Kemensos: Banyak Lansia di Aceh Utara Masih Takut Operasi Katarak

Nasional
Sampaikan Nota Pembelaan, Achsanul Qosasi Pamer Dapat Penghargaan Bintang Jasa Utama

Sampaikan Nota Pembelaan, Achsanul Qosasi Pamer Dapat Penghargaan Bintang Jasa Utama

Nasional
Bacakan Pledoi, Achsanul Qosasi Klaim Berperan Kembalikan Hotel Sultan dan TMII ke Negara

Bacakan Pledoi, Achsanul Qosasi Klaim Berperan Kembalikan Hotel Sultan dan TMII ke Negara

Nasional
Ketua KPK Perintahkan Segera Nyatakan Banding Putusan Sela Kasus Gazalba

Ketua KPK Perintahkan Segera Nyatakan Banding Putusan Sela Kasus Gazalba

Nasional
Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

Nasdem Siapkan Sejumlah Nama untuk Pilkada Jabar, Ada Muhammad Farhan dan Saan Mustopa

Nasional
Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

Kemensos Bantu 392 Lansia Operasi Katarak Gratis di Aceh Utara

Nasional
Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

Anggota DPR Sebut Tak Ada soal Dwifungsi TNI dalam RUU TNI

Nasional
Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

Buka Sekolah Pemimpin Perubahan, Cak Imin Harap PKB Tetap Kontrol Kinerja Eksekutif-Legislatif

Nasional
KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

KPK Cegah 2 Orang Bepergian ke Luar Negeri Terkait Kasus di PGN

Nasional
DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

DKPP Lantik 21 Tim Pemeriksa Daerah PAW dari 10 Provinsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com