Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Alam dan Kisah Diskriminasi Tunanetra di Bandara Indonesia

Kompas.com - 01/04/2016, 12:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Saya berteman dengan Alam, seorang tunanetra pemain drum yang juga aktif dalam kepengurusan di Pertuni, Persatuan Tunanetra Indonesia. Saya sangat mengagumi Alam sebagai penyandang disabilitas lantaran memiliki semangat dan talenta luar biasa.

Pada umumnya kita banyak mengenal pemain musik dengan status tunanetra, namun kebanyakan dari mereka memainkan alat music yang relatif mudah untuk "diraba” seperti piano, gitar atau biola.

Untuk pemain drum, saya baru mengenal Alam yang sebagai tunanetra bermain dengan sangat luar biasa. Letak drum yang harus ditabuh/pukul, sama sekali tidak mudah untuk dapat "diraba” sebagaimana alat musik lain seperti piano ataupun gitar. Itulah yang membuat Alam menjadi seorang pemain musik tunanetra yang Istimewa.

Penampilannya sebagai seorang musikus pemain drum sudah banyak diketahui khalayak pencinta musik di tanah air. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa Alam juga aktif dalam kepengurusan organisasi yang memperjuangkan hak-hak para tunanetra sebagai orang yang dilahirkan dengan status “disabilitas”

Beberapa hari lalu, Alam bercerita kepada saya menyampaikan keluhan seorang temannya wanita tunanetra yang mengalami perlakuan diskriminatif saat bepergian ke luar negeri. Yang lebih menyedihkan adalah, ternyata perlakuan diskriminatif tersebut justru diterimanya dari petugas sesama warga negera Indonesia.

Diskriminasi di Bandara

Ceritanya begini, kolega Alam seorang tunanetra wanita melakukan perjalanan ke Hongkong dalam kerangka kegiatannya di pentas internasional. Rute perjalanannya adalah berangkat dari Jakarta menuju Singapura untuk transit, kemudian melanjutkan penerbangan menuju Hongkong. Demikian pula rute perjalanannya saat kembali ketanah air.

Penerbangan dari Jakarta menuju Singapura, dia menggunakan maskapai penerbangan Indonesia. Sedangkan untuk rute penerbangan dari Singapura ke Hongkong dan sebaliknya menggunakan maskapai penerbangan negara lain.

Saat akan berangkat dari Jakarta, dia mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari pihak maskapai penerbangan saat akan check ini dan boarding ke pesawat. Kesannya, dia sebagai seorang tunanetra diperlakukan berbeda dan sangat dipersulit dalam proses pelaksanaan prosedur keberangkatan.

Dia diminta antara lain untuk menandatangani surat pernyataan mengenai tanggung jawab keselamatan selama dalam penerbangan dan lain-lain yang dilihatnya sangat tidak masuk akal. Dengan segala argumentasi dan susah payah memegang teguh prinsip-prinsip keadilan dalam menuntut kesamaan hak dan perlakuan sebagai penumpang yang “bayar”, akhirnya dia berhasil berangkat menuju Singapura.

Yang membuatnya bertanya-tanya adalah, saat akan berangkat menuju Hongkong dari Singapura, dia sama sekali tidak mengalami kesulitan apapun dan bahkan dibantu dengan sangat profesional oleh petugas dari maskapai penerbangan asing pada terminal pemberangkatan di Singapura.

Demikian pula saat dalam perjalanan pulang dari Hongkong untuk Transit di Singapura, dia sama sekali tidak mengalami perlakuan yang diskriminatif. Yang menjengkelkan adalah perlakuan diskriminatif dan terkesan sangat mempersulit itu dia alami kembali saat berurusan dengan petugas maskapai penerbangan Indonesia sendiri saat persiapan berangkat dari Singapura ke Jakarta.

Dia tidak habis pikir dan sangat sulit bisa mengerti mengenai perlakuan yang dialaminya oleh bangsa sendiri di maskapai penerbangan Indonesia dalam penerbangan dari dan ke Indonesia, tanah airnya yang dicintainya.

Saya dapat merasakan ketidaknyamanan yang dialami temannya Alam dalam hal pengalamannya bepergian ke luar negeri itu. Saya juga sangat memahami kegusaran Alam dan teman-teman sesama tunanetra terhadap perlakuan yang sangat diskriminatif yang ternyata cukup sering mereke alami.

Alam mengatakan, mereka (para tunanetra) tidak membutuhkan pertolongan yang berlebihan sebagai penyandang tunanetra. Mereka ingin berteriak kepada semua pihak yang masih saja memperlakukan mereka dengan cara diskriminatif. Mereka bukanlah orang “sakit”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com