Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril: Pilgub DKI Berkaitan dengan Pilpres

Kompas.com - 23/03/2016, 04:56 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan bahwa pemilihan gubernur DKI Jakarta memiliki nilai penting bagi semua partai politik. Karena itu ia meyakini semua partai politik akan menghitung setiap langkah yang diambil dengan cermat.

Yusril menuturkan, kemenangan di DKI Jakarta akan menjadi modal besar bagi partai politik untuk meraih kemenangan di daerah lainnya. Ia bahkan menyebut kemenangan di DKI Jakarta akan membantu partai politik dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2019.

"Jangan orang melihat Pilkada DKI itu berdiri sendiri, tidak. Ada di daerah lain dan berkaitan dengan pilpres yang akan datang," kata Yusril, kepada Kompas.comdi Jakarta, Senin (21/3/2016).

Karena itu, kata Yusril, akan ada beberapa kesepakatan yang diambil partai politik saat berkoalisi dalam menghadapi pilgub DKI Jakarta. Kemungkinan besar, sejumlah partai akan bergabung mengusung calon untuk menjadi pesaing bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).|

Kesepakatan tersebut berupa pengusungan calon gubernur dan wakil gubernur di daerah lain. Dalam koalisi, apalagi lebih dari dua partai politik, tentu harus ada partai yang mengalah tidak mengusung calon.

Menurut Yusril, kesepakatan politik itu lumrah terjadi. Misalnya partai A mendukung calon partai B di Jakarta, tetapi partai B balik mendukung calon partai A dalam pilkada lainnya.

"Golkar juga waktu itu minta bantu saya di (pilkada) NTB. Tapi di (pilkada) Bangka Belitung sokong saya ya. Itu biasa terjadi di partai," ucapnya.

Saat ini, partai politik di luar pendukung Ahok tengah berkonsolidasi untuk membentuk koalisi besar. Koalisi tersebut akan memunculkan satu pasangan calon sebagai pesaing Ahok.

Beberapa partai yang dikabarkan akan berkoalisi adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Gerindra, PKS, Demokrat dan Golkar. Para elit partai tersebut terus berkomunikasi untuk mengambil keputusan terkait Pilkada DKI 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com