Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Perang Armabar Tangkap Kapal Ikan Vietnam Berbendera Indonesia

Kompas.com - 08/03/2016, 18:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapal Perang RI (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin-376 menangkap enam kapal ikan asing asal Vietnam, dalam waktu sepekan ini.

Kapal-kapal tersebut telah melanggar wilayah penangkapan, yakni di perairan Kepulauan Riau.

"Saat ditangkap, kapal-kapal itu berada di ZEE Indonesia. Mereka tidak dilengkapi dokumen kapal dan izin," ujar Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Indonesia Kawasan Barat (Koarmabar) Letnan Kolonel (Letkol) Laut Ariris Miftachurrahman, di Jakarta, Selasa (8/3/2016).

Kapal-kapal asing diketahui memasang bendera Indonesia dan menggunakan nama khas Indonesia.

Bahkan, tidak ada awak kapal yang warga negara Indonesia. Seluruhnya warga negara Vietnam.

Berikut enam kapal Vietnam yang ditangkap beserta nama nahkodanya :
1. KM Sinar 285/BV 4889 TS. Nahkoda kapal bernama Ngu Yen Phai serta empat orang anak buah kapal (ABK)
2. KM Sinar 287/BV 95441. Nahkoda kapal bernama Pham dengan enam ABK
3. KM Sinar 606/TG 93666. Nakhoda kapal bernama Nguyen Van Twan dengan 10 ABK
4. KM Bulan 029/BV 0397 TS. Nakhoda bernama Thach dengan sembilan orang ABK.
5. KM Bulan 042/BT 99121 TS. Nakhoda kapal bernama Gan Ngoc Ginh dengan sembilan orang ABK
6. KM bulan 030/BV 0411 TS. Nakhoda kapal bernama Tranye dengan tiga orang ABK.

"Saat ditangkap, kapal-kapal tersebut tengah mengangkut ikan campuran dari berbagai jenis dengan berat yang beragam," ujar Ariris.

Kini, kapal beserta 41 awaknya dibawa ke Pangkalan Laut Ranai untuk diperiksa lebih lanjut. Ariris memastikan kapal-kapal itu akan ditenggelamkan dan para nahkodanya juga diberikan sanksi hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com