Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Desak Jokowi Hentikan Kekerasan oleh Aparat di Papua

Kompas.com - 04/03/2016, 16:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia mendesak Presiden Joko Widodo untuk lebih serius menyelesaikan masalah hak asasi manusia (HAM) di tanah Papua.

Komnas HAM menganggap selama satu tahun lebih kepemimpinannya, Jokowi abai terhadap berbagai masalah HAM yang terjadi di wilayah paling timur Indonesia itu.

"Kendati tokoh nomor satu Indonesia ini paling tidak dalam satu tahun belakangan telah beberapa kali mengunjungi tanah Papua, namun kehadirannya hanya sebatas mengurusi infrastruktur pembangunan," kata Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dalam diskusi "Jokowi, kenapa (tak) urus HAM Papua?" di Kantor Komnas HAM Jakarta, Jumat (4/3/2016) sore.

"Fokus ini telah mengabaikan kebutuhan mendasar masyarakat Papua akan tegaknya hak asasi manusia," tambah dia.

Dia melanjutkan, ketika belum tuntas pelanggaran HAM yang terjadi masa lalu selama satu tahun lebih kepemimpinan Jokowi, telah terjadi berbagai peristiwa pelanggaran HAM baru.

Komnas HAM mencatat, setidaknya terjadi penangkapan, penganiayaan, penyiksaan dan pembunuhan terhadap kurang lebih 700 orang papua dari periode November 2014-November 2015 yang dilakukan aparat keamanan baik TNI dan Polri.

"Seluruh peristiwa ini dilakukan oleh negara secara terstruktur sistematis dan masif," kata Natalius.

Natalius pun mengakui Komnas HAM tidak bisa berbuat banyak karena belum ada kesadaran dari pemerintah pusat untuk menghentikan kekerasan ini.

Anggota Tim Kerja United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Markus Haluk menambahkan, berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan aparat ini terjadi karena warga Papua sudah mulai mengkonsolidasikan diri untuk bersatu di bawah ULMWP.

Padahal, ULMWP sendiri, kata dia, bukan lah organisasi terlarang.

"Apa dasarnya menyebut kami terlarang? Kami resmi diakui oleh PBB," ujar Markus.

Adapun pengamat hukum Universitas Cenderawasih Marinus Yaung menengarai jenderal-jenderal yang ada di sekeliling Jokowi menjadi penyebab kenapa kekerasan yang dilakukan aparat masih terjadi di tanah Papua.

"Di sekeliling Jokowi itu Jenderal berdarah dingin semua, nyawa bagi mereka murah sekali," ujarnya.

Sementara Peneliti Elsam Budi Hernawan meminta Presiden Jokowi untuk tidak hanya fokus pada persoalan infrastruktur di Papua. Keamanan warga Papua, juga harus dijamin oleh negara.

Dia menekankan bahwa kesejahteraan dan keamanan bukan lah dua hal yang harus dipilih oleh masyarakat Papua.

"Jadi tidak bisa, ah kesejahteraan dulu saja, lalu keamanan belakangan," ucap Budi.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan juga diundang dalam acara diskusi ini. Namun Luhut tidak hadir dan tidak pula mengirimkan perwakilannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Caleg Nasdem Peraih Suara Terbanyak di Sultra Tina Nur Alam Mundur, Ini Kata Sekjen

Caleg Nasdem Peraih Suara Terbanyak di Sultra Tina Nur Alam Mundur, Ini Kata Sekjen

Nasional
Sandra Dewi Kembali Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Suaminya

Sandra Dewi Kembali Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Suaminya

Nasional
Ramai soal Biaya UKT, Muhadjir: Jangan Tiba-tiba Naik, Terlalu Sembrono

Ramai soal Biaya UKT, Muhadjir: Jangan Tiba-tiba Naik, Terlalu Sembrono

Nasional
Kepala BIN: IKN Cermin Transformasi Indonesia Menuju Negara Maju Modern

Kepala BIN: IKN Cermin Transformasi Indonesia Menuju Negara Maju Modern

Nasional
5 Poin Terkait Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

5 Poin Terkait Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Minta Uang ke Pejabat Kementan | DPR dan Pemerintah Diam-diam Revisi UU MK

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Minta Uang ke Pejabat Kementan | DPR dan Pemerintah Diam-diam Revisi UU MK

Nasional
Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com