JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme Khairul Fahmi menganggap Polri sebenarnya tidak butuh waktu lama untuk menangkap Santoso alias Abu Wardah, teroris paling dicari di Indonesia.
Santoso diyakini berada di pegunungan Poso dan masih dalam pengejaran. Pasukan Polri dan TNI terus dikerahkan.
"Justru saya ingin menagih janji Kapolri yang menegaskan sanggup menuntaskan operasi perburuan Santoso pada akhir 2015. Tapi hingga jangka waktu operasi Camar Maleo berakhir dan kini diperpanjang dengan nama operasi Tinombala, perburuan tidak kunjung rampung," ujar Khairul di Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Bahkan, kini Santoso menjadi ikon perburuan teroris di Indonesia. Sumber daya manusia, logistik dan anggaran yang besar, kata Khairul, dialokasikan untuk menangkapnya. (baca: Kejar Santoso, TNI dan Polri Terus Tambah Pasukan)
Dengan tenaga yang demikian besar, Polri baru berhasil menangkap para anak buah Santoso.
"DPR saya kira layak mempertanyakan keseriusan Polri. Jangan sampai ada kesan ini hanya proyek, terutama untuk peningkatan anggaran pemberantasan terorisme," ujar Khairul.
Khairul meminta Polri menjelaskan hasil evaluasi operasi Camar Maleo yang sudah lewat dan operasi Tinombala yang saat ini masih diberlakukan. (baca: Operasi Tinombala Targetkan Tangkap Santoso dkk dalam 60 Hari)
"Apa yang salah dari strategi yang dijalankan sehingga tenggat waktu tak terpenuhi. Saya juga tidak melihat ada strategi baru untuk memburu kelompok Santoso ini dalam Operasi Tinombala," ujar Khairul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.