Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikahi Evy Susanti, Gatot Pujo Hampir Diinterpelasi DPRD Sumut

Kompas.com - 03/02/2016, 15:48 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur nonaktif Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho pernah hampir diajukan interpelasi oleh DPRD Sumatera Utara. Interpelasi tersebut terkait Evy Susanti, istri kedua Gatot.

Hal itu diungkap Pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi saat bersaksi di sidang terdakwa Gatot dan Evy.

"Saat 2013 pernah ada interpelasi soal, maaf pak, mempertanyakan status bu Evy di masyarakat Sumut," ujar Erry di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Menurut Erry, Gatot berpotensi menyalahi regulasi jika tidak mendapatkan ijin dari Menteri Dalam Negeri untuk beristri dua. Sebelumnya, Gatot telah menikahi Sutias Handayani. (baca: Sebut Kasus Bansos Sumut Prioritas, Jaksa Agung Tiba-tiba Naik Pitam)

"Yang saya ketahui, kalau ingin memiliki lebih dari satu istri harus minta ijin atasan, yaitu Mendagri," kata Erry.

Selain itu, interpelasi yang hendak diajukan terkait temuan Badan Pemeriksaan Keuangan soal penyaluran dana Bantuan Sosial, dana Bantuan Operasional Sekolah, dan Dana Bantuan Daerah.

Namun, semua hal tersebut hanya dibahas sebatas prapengajuan interpelasi. (baca: Melalui Kaligis, Gatot dan Evy Suap Hakim PTUN Medan Puluhan Ribu Dollar AS)

"Interpelasi setahu saya tidak pernah sampai ke inti. Pak gubernur (Gatot) tidak pernah ditanya DPR karena prainterpelasi selalu gagal," kata Erry.

Belakangan ini diketahui bahwa Gatot diduga menyuap sebagian anggota DPRD Sumut untuk membatalkan penggunaan hak interpelasi mereka.

Kasus ini sekarang tengah ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Gatot pun ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. (baca: Gatot Pujo dan Istrinya Ajukan Diri Jadi "Justice Collaborator")

Selain Gatot, ada pula sejumlah anggota DPRD Sumut yang dijerat karena diduga menerima suap, yaitu Saleh Bangun, Chaidir Ritonga, Ajib Shah, Kamaludin Harahap, dan Sigit Pramono Asri. Sementara sebagian lainnya telah mengembalikan uang dari Gatot ke KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com